Sunday, 7 February 2016

Pengukuran Pencahayaan

Laporan Praktikum
Pengukuran Pencahayaan

Hari Tanggal : Kamis,   10 Oktober 2012
Lokasi             : Ruang Kelas Higiene 2
Mata Kuliah  : Penyehatan Udara

I.                   Tujuan
      Agar mahasiswa dapat mengukur, menghitung dan menginterpretasikan                                                                                pencahayaan yang ada.

II.                Dasar Teori
     Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik (perambatannya tidak memerlukan) medium, karena gelombang itu sendiri yang menjadi mediumnya. Pencahayaan yang tidak baik/tidak memenuhi standar kebutuhan dapat mengakibatkan beberapa gangguan seperti :
-    Gangguan kenyamanan
-    Mengakibatkan kecelakaan
-    Menurunkan produktivitas
   Sedangkan beberapa gangguan yang diakibatkan ultraviolet yang berlebihan,   seperti :
-    Conjungtivitis
-    Inflamasi kornea
-    Necrosis retina
-    Katarak hingga kebutaan
            Ukuran-ukuran dalam pencahayaan :
o   Candle/candela ( cd ) I = Luminous Intensity, jumlah cahaya yang dipancarkan persatuan sudut.
o   Lumen ( lm ) Φ Luminous flux, jumlah cahaya yang dipancarkan per detik.
o   Foot candle ( Fc ) E = Illumination, flux cahaya yang diterima oleh satuan area tertentu.
Alat yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya disebut spektrofotometri.
Pengukuran pencahayaan suatu ruangan dapat dilakukan dengan 2 (dua ) metode :
1.      General lighting
Pencahayaan yang merata di seluruh ruangan, pengukuran di lakukan pada setiap 1 meter persegi ruangan .
2.      Local lighting
Pengukuran pencahayaan  yang di lakukan dengan mengambil sampel pada titik tertentu yang minimal 5 titik pada sudut dan tengah-tengah ruangan, mencari nilai aksewn suatu lokasi tanpa memperhatikan kerataan pencahayaan.

III.             Alat dan Bahan
1.      Lux meter
2.      Meteran
3.      Tabel isian

IV.             Cara Kerja
Pengukuran dapat dilakukan dengan beberapa macam, tergantung luas ruangan.
1.      Menghidupkan Lux meter yang telah dikaibrasi dengan membuka penutup sensor.
2.      Membawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan .
3.      Mengarahkan foto cell ke sumber pencahayaan yang paling dominan.
4.      Mencatat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan.
5.      Mematikan Lux Meter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas pencahayaan.

V.                Hasil Kerja
Lokasi          : Ruang Kelas Hiegiene II
1.      Titik 1              :24, 70 Lux
                         24, 90 Lux
                         22, 39 Lux
2.      Titik 2              :25, 37 Lux
                         26, 28 Lux
                         21, 37 Lux
Perhitungan :
1.      Titik satu : lp1 +  lp2 + lp3 = 24, 70 + 24, 90 + 22, 39  =23, 99 Lux
                              3                                  3
2.      Titik dua  : lp1 +  lp2 + lp3 = 25, 37 + 26, 28 + 21, 37 =24, 34 Lux
                              3                                  3
Rata-rata : titik 1 + titik 2 = 23,99 + 24, 34 = 24, 165 Lux
                            3                         3

1.      Pantulan pada lantai =
Titik A : 30,5  Lux                  rata-rata = 27, 99 lux
              25,67 Lux
              27,8   Lux
Titik B : 19,54 Lux                 rata-rata =19, 54 lux
              19,59 Lux
              19,5   Lux
2.      Pantulan pada dinding =
Titik A : 18,78 lux                   rata-rata = 19, 04 lux
              19,89 lux
              18,45 lux
Titik B : 11,62Lux                  rata-rata =11,29 lux
              11,68 lux
              10,58 lux
Perhitungan :
1.      Pantulan pada lantai =
B x 100% = 19, 54 x 100% = 69,8%
A                 27 ,99

2.      Pantulan pada dinding =
B x 100% = 11, 29 x 100% =59,2%
A                 19, 04

VI.             Pembahasan
      Titik dua merupakan titik pencahayaan yang paling terang dengan yang lain sebab titik tersebut dekat dengan jendela berdasarkan KEPMENKES RI No. 1405/MENKES/SK/XI/02 disebutkan bahwa tingkat pencahayaan minimal untuk pekerjaan rutin yaitu 300 lux, maka dari data penelitian tidak memenuhi baku mutu. Hal ini disebabkan jendela tidak di buka semua, pintu tidak dibuka, banyaknya mahasiswa yang ada di ruangan tersebut sehingga menutupi masuknya cahaya, serta sistem tata ruang yang tidak sesuai.

VII.          Kesimpulan
      Titik pengambilan sampel pencahayaan pada ruang kelas diambil dua titik, karena luasnya 27 m2, sehingga jarak antara titik dan dinding adalah 3 meter, dan diperoleh dua titik tersebut. Hasil pengukuran pencahyaan ruang kelas adalah 24,165 Lux. Pencahyaan dipengaruhi oleh sumber – sumber cahaya yang ada. Hasil pengukuran reflectance lantai adalah 69,8% dan reflectance pada dinding 59,2%.

No comments:

Post a Comment