Monday, 19 October 2015

GARDU INDUK DAN GARDU HUBUNG

Makalah

GARDU INDUK DAN GARDU HUBUNG

D
I
S
U
S
U
N

OLEH

HERYADIK SIMATUPANG
5132131004

C:\Users\Public\Documents\simbol.jpg

PEND. TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014




KATA PENGANTAR
   
    Puji syukur kita panjatkan kekhadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hidayahnya sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya dengan judul “GARDU INDUK DAN GARDU HUBUNG”.Makalah ini dibuat untuk memenuhi tagas mata kuliah yang yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan kepada mahasiswa agar lebih mudah untuk menyerap materi perkuliahan.
    Makalah ini masih jauh dari kesempuanaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membagun kesempurnaan dari makalah ini dimasa yang akan datang.
    Dalam penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan dari dosen pengampu dan teman-teman, maka dengan kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih.






                            Medan, 22 November 2014




                                        PENULIS






Daftar isi
Bab 1. Gardu induk
    1. Pendahuluan
    2. Pemanfaatan gardu induk
    3. Jenis-jenis gardu induk
    4. Fungsi gardu induk
    5. Komponen utama gardu induk
    6. Kesimpulan
Bab 2. Gardu hubung atau gardu distribusi
  1. jenis pemasangan gardu hubung
  2. jenis kontruksinya
  3. jenis penggunaannya
  4. macam-macam gardu hubung
  5. gardu pelanggan umum
  6. gardu pelanggan khusus










BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Pada kehidupan kita sehari-hari, kita kerap menggunakan energy listrik tampa mengetahui bagaimana proses energy listrik itu sehingga kita bisa menggunakannya untuk membantu kerja maupun aktifitas kita sehari-hari. Pada dasarnya energy listrik yang kita gunakan pada kehidupan sehari-hari adalah berasal dari satu pembangkit, dimana pembangkit energy listrik ini memiliki beberapa jenis pembangkit yaitu PLTA, PLTU, PLTN, PLTD, PLTG dan sebagainya.
Proses penyaluran energy listrik tersebut itu melalui beberapa tahap yakni,
1.      Pembangkit (PLTA, PLTU, PLTN, PLTD, PLTG dan sebagainya)
2.      Saluran Transmisi
3.      Gardu Induk
4.      JTM (Jaringan tegangan menengah)
5.      Gardu Tiang
6.      JTR (Jariangan tegangan rendah)
7.      SR (Saluran Rumah)
Pada kesempatan ini kita akan membahas sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari system penyaluran (transmisi) atau yang di sebut sebagai Gardu Induk. Dimana kita tidak tidak menyadari proses-proses apa saja yang terjadi di dalam garu induk tersebut dan untuk apa proses-proses itu di lakukan.

B.     Tujuan Penulisan
Pada penulisan makalah ini mahasiswa/i maupun pembaca dapat mengerti dan memahami tentang Gardu induk baik dari segi:
1.      Penempatan dari Gardu Induk
2.      Jenis-jenis Gardu Induk
3.      Fungsi Gardu induk
4.      Prinsip Kerja dari Gardu Induk
Pada penulisan makalah ini mahasiswa/i maupun pembaca bukan hanya memahami maupun mengerti tentang gardu induk melainkan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pembangkit Energi Listrik yang di bombing oleh Pak H. Manurung.

C.    Manfaat Penulisan
Pada dasarnya penulisan makalah ini memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca untuk memudahkan memahami materi dari mata kuliah Pembangkit Energi Listrik terutama tentang Gardu induk. Bukan hanya memmudahkan untuk memahami materi gardu induk melainkan untuk memperluas wawasan tentang dunia kelistrikan yang saat ini sedang di geluti oleh mahasiswa/i jurusan Pendidikan Teknik Elektro.
BAB II
PEMBAHASAN
GARDU INDUK
A.    Penempatan Gardu induk
Gardu Induk adalah suatu instalasi listrik mulai dari TET (Tegangan Ekstra Tinggi), TT (Tegangan Tinggi) dan TM (Tegangan Menengah) yang terdiri dari bangunan dan peralatan listrik.
Pada prinsipnya penempatan gardu induk memiliki criteria tertentu diaman hal penempatan ini berdasarkan Kebutuhan (Demand) beban yang semakin meningkat, mendekati bahkan melebihi kemampuan Gardu Induk yang ada. Jika kondisi Gardu Induk eksisting masih memungkinkan, biasanya cukup dilakukan uprating atau menaikkan kapasitas Gardu Induk yang ada, misalnya dengan melakukan penggantian dan penambahan transformator daya. Adanya perluasan daerah/ wilayah atau adanya daerah/ wilayah baru, yang pasti membutuhkan ketersediaan/ pasokan daya listrik cukup besar.
Adanya pembangunan infra struktur bagi kawasan industri (industrial estate). Proyeksi kebutuhan daya listrik untuk jangka waktu tertentu, sehingga perlu disiapkan gardu induk baru atau perluasan gardu induk. Adanya pengembangan sistem tenaga listrik secara terpadu, misalnya pembangunan pembangkit listrik - pembangkit listrik baru, sehingga dilakukan perluasan sistem penyaluran (transmisi), tentunya dibarengi dengan pembangunan GI-GI baru atau perluasan.

B.     Jenis-jenis Gardu Induk
Gardu Induk memiliki banyak jenis, baik dari segi fungsi, segi pemasangan dan lain-lain berikut adalah jenis-jenis dari Gardu Induk:
1.      Berdasarkan besaran tegangannya, terdiri dari :
a.       Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 275 KV, 500 KV
b.      Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI) 150 KV dan 70 KV.

2.      Berdasarkan pemasangan peralatan
a.       Gardu Induk Pasangan Luar

    Merupakan gardu induk yang sebagian besar komponennya di tempatkan di luar gedung, kecuali komponen kontrol, sistem proteksi dan sistem kendali serta komponen bantu lainnya, ada di dalam gedung.

    Gardu Induk semacam ini biasa disebut dengan gardu induk konvensional. Sebagian besar gardu induk di Indonesia adalah gardu induk konvensional. Untuk daerah-daerah yang padat pemukiman dan di kota-kota besar di Pulau Jawa, sebagian menggunakan gardu induk pasangan dalam, yang disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig_XanOe2CanhG4C9_qTBgkvThalPeZucQW_OieyEj8jFM3gwSE1SNk32z8_2ok2zbKOOdZqdEpXskxHAe5eGi46iVbF4vYtNo1STQJ_FhNiEiLrkCVC9K6m9_dZffbXxT49zAms7D0cg/s320/TR1.gif    Merupakan gardu induk yang hampir semua komponennya (switchgear, busbar, isolator, komponen kontrol, komponen kendali, cubicle, dan lain-lain) dipasang di dalam gedung. Kecuali transformator daya, pada umumnya dipasang di luar gedung. Gardu Induk semacam ini biasa disebut Gas Insutaled Substation (GIS). GIS merupakan bentuk pengembangan gardu induk, yang pada umumnya dibangun di daerah perkotaan atau padat pemukiman yang sulit untuk mendapatkan lahan.
Beberapa keuanggulan GIS dibanding GI konvensional :
  Hanya membutuhkan lahan seluas ± 3.000 meter persegi atau ± 6 % dari luas lahan GI konvensional.
  Mampu menghasilkan kapasitas daya (power capasity) sebesar 3 x 60 MVA bahkan bisa ditingkatkan sampai dengan 3 x 100 MVA.
  Jumlah penyulang keluaran (output feeder) sebanyak 24 penyulang (feeder) dengan tegangan kerja masing-masing 20 KV.
  Bisa dipasang di tengah kota yang padat pemukiman.
  Keunggulan dari segi estetika dan arsitektural, karena bangunan bisa didesain sesuai kondisi disekitarnya.



c.       Gardu Induk kombinasi pasangan luar dan pasangan dalam
    Merupakan gardu induk yang komponen switchgear-nya ditempatkan di dalam gedung dan sebagian komponen switchgear ditempatkan di luar gedung, misalnya gantry (tie line) dan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) sebelum masuk ke dalam switchgear. Transformator daya juga ditempatkan di luar gedung.

3.      Berdasarkan Fungsinya
a.       Gardu Induk Penaik Tegangan
    Merupakan gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan tegangan, yaitu tegangan pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan sistem. Gardu Induk ini berada di lokasi pembangkit tenaga listrik. Karena output voltage yang dihasilkan pembangkit listrik kecil dan harus disalurkan pada jarak yang jauh, maka dengan pertimbangan efisiensi, tegangannya dinaikkan menjadi tegangan ekstra tinggi atau tegangan tinggi.

b.      Gardu Induk Penurun Tegangan
    Merupakan gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan, dari tegangan tinggi menjadi tegangan tinggi yang lebih rendah dan menengah atau tegangan distribusi.  Gardu Induk terletak di daerah pusat-pusat beban, karena di gardu induk inilah pelanggan (beban) dilayani.

c.       Gardu Induk Pengatur Tegangan
    Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit tenaga listrik. Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh (voltage drop) transmisi yang cukup besar. Oleh karena diperlukan alat penaik tegangan, seperti bank capasitor, sehingga tegangan kembali dalam keadaan normal.

d.      Gardu Induk Pengatur Beban
    Berfungsi untuk mengatur beban. Pada gardu induk ini terpasang beban motor, yang pada saat tertentu menjadi pembangkit tenaga listrik, motor berubah menjadi generator dan suatu saat generator menjadi motor atau menjadi beban, dengan generator berubah menjadi motor yang memompakan air kembali ke kolam utama.



e.       Gardu Induk Distribusi
    Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan sistem ke tegangan distribusi. Gardu induk ini terletak di dekat pusat-pusat beban.

4.      Berdasarkan Isolasi Yang Digunakan

a.       Gardu Induk yang menggunakan isolasi udara
    Merupakan gardu induk yang menggunakan isolasi udara antara bagian yang bertegangan yang satu dengan bagian yang bertegangan lainnya. Gardu Induk ini berupa gardu induk konvensional memerlukan tempat terbuka yang cukup luas.


b.      Gardu Induk yang menggunakan isolasi gas SF 6
    Gardu induk yang menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi antara bagian yang bertegangan yang satu dengan bagian lain yang bertegangan, maupun antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan. Gardu induk ini disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS), yang memerlukan tempat yang sempit.

5.      Berdasarkan Sistem Rel (busbar)
    Rel (busbar) merupakan titik hubungan pertemuan (connecting) antara transformator daya, SUTT/ SKTT dengan komponen listrik lainnya, untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik. Berdasarkan sistem rel (busbar), gardu induk dibagi menjadi beberapa jenis, sebagaimana tersebut di bawah ini:

a.       Gardu Induk sistem ring busbar
    Merupakan gardu induk yang busbarnya berbentuk ring. Pada gardu induk jenis ini, semua rel (busbar) yang ada, tersambung (terhubung) satu dengan lainnya dan membentuk ring (cincin).

b.      Gardu Induk sistem single busbar
    Merupakan gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar. Pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk yang berada pada ujung (akhir) dari suatu sistem transmisi. Single line diagram gardu sistem single busbar.

c.       Gardu Induk sistem double busbar
    Merupakan gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Gardu induk sistem double busbar sangat efektif untuk mengurangi terjadinya pemadaman beban, khususnya pada saat melakukan perubahan sistem (manuver sistem). Jenis gardu induk ini pada umumnya yang banyak digunakan. Single line diagram gardu induk sistem double busbar.

d.      Gardu Induk sistem satu setengah (on half) busbar
    Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Pada umumnya gardu induk jenis ini dipasang pada gardu induk di pembangkit tenaga listrik atau gardu induk yang berkapasitas besar. Dalam segi operasional, gardu induk ini sangat efektif, karena dapat mengurangi pemadaman beban pada saat dilakukan perubahan system (manuver system). Sistem ini menggunakan 3 buah PMT dalam satu diagonal yang terpasang secara deret (seri). Single line diagram.

6.      Menurut Pelayanannya
a.       Gardu Transmisi, yaitu gardu induk yang melayani untuk TET dan TT
b.      Gardu Distribusi, yaitu gardu induk yang melayani untuk TM

C.    Fungsi Gardu Induk
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari system penyaluran (transmisi).  Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik.Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara keseluruhan. Dalam pembahasan ini difokuskan pada masalah gardu induk yang pada umumnya terpasang di Indonesia, pembahasannya bersifat praktis (terapan) sesuai konsttruksi yang terpasang di lapangan.
Fungsi gardu induk secara umum :

1.      Mentransformasikan daya listrik :
a.       Dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500 KV/150 KV).
b.      Dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah (150 KV/ 70 KV).
c.        Dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 KV/ 20 KV, 70 KV/20 KV).
d.      Dengan frequensi tetap (di Indonesia 50 Hertz).
2.      Untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari system tenaga listrik.
3.      Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui tegangan tinggi dan ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah melalui proses penurunan tegangan melalui penyulang-penyulang (feeder- feeder) tegangan menengah yang ada di gardu induk.  
4.      Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN), yang kita kenal dengan istilah SCADA.
5.      Menyalurkan tenaga listrik (kVA, MVA) sesuai dengan kebutuhan pada tegangan tertentu. Daya listrik dapat berasal dari Pembangkit atau dari gardu induk lain.

D.    Komponen Utama Gardu Induk
Gardu induk dilengkapi komponen utama sebagai fasilitas yang diperlukan sesuai dengan tujuannya serta mempunyai fasilitas untuk operasi dan pemeliharaan, komponen tersebut antara lain :
1. Transformator Daya
2. Pemisah
3. Pemutus Tenaga
4. Transformator Tegangan
5. Transformator Arus
6. Arrester
7. panel kontrol.
8. Baterai
9. Busbar
10. Sistem pentanahan titik netral
BAB III
PENUTUB
A.    Kesimpulan

Gardu Induk adalah suatu instalasi listrik mulai dari TET (Tegangan Ekstra Tinggi), TT (Tegangan Tinggi) dan TM (Tegangan Menengah) yang terdiri dari bangunan dan peralatan listrik.
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari system penyaluran (transmisi).  Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik.Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara keseluruhan. Dalam pembahasan ini difokuskan pada masalah gardu induk yang pada umumnya terpasang di Indonesia, pembahasannya bersifat praktis (terapan) sesuai konsttruksi yang terpasang di lapangan.
Gardu induk dilengkapi komponen utama sebagai fasilitas yang diperlukan sesuai dengan tujuannya serta mempunyai fasilitas untuk operasi dan pemeliharaan.

























GARDU HUBUNG ATAU GARDU DISTRIBUSI

  1. Pengertian
    Gardu Distribusi adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Trafo Distribusi, dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan daya listrik bagi para pelanggan baik dengan Tegangan Menengah (TM 20kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380 V). Konstruksi Gardu Distribusi dirancang berdasarkan optimalisasi biaya terhadap maksud dan tujuan penggunaannya yang kadang kala harus disesuaikan dengan peraturan pemerintah daerah setempat.
Secara garis besar gardu distribusi dibedakan atas :
a. Jenis pemasangannya
  1. Gardu pasangan luar : Gardu Portal, Gardu Cantol
  2. Gardu pasangan dalam : Gardu Beton, Gardu Kios
b. Jenis konstruksinya   
  1. Gardu beton
  2. Gardu tiang
  3. Gardu kios
c. Jenis penggunaannya
  1. Gardu pelanggan umum
  2. Gardu pelanggan khusus 
    Khusus untuk pengertian dari Gardu Hubung adalah gardu yang ditujukan untuk memudahkan manuver pembebanan dari satu penyulang ke penyulang lain yang dapat dilengkapi / tidak dilengkapi Remote Terminal Unit (RTU). Untuk fasilitas ini biasanya dilengkapi fasilitas DC Supply dari Trafo Distribusi pemakaian sendiri atau Trafo Distribusi untuk umum yang diletakkan dalam satu kesatuan.







Gardu Portal
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig_XanOe2CanhG4C9_qTBgkvThalPeZucQW_OieyEj8jFM3gwSE1SNk32z8_2ok2zbKOOdZqdEpXskxHAe5eGi46iVbF4vYtNo1STQJ_FhNiEiLrkCVC9K6m9_dZffbXxT49zAms7D0cg/s320/TR1.gif

Gardu portal dan bagan satu garis







    Umumnya konfigurasi gardu tiang yang dicatu dari SUTM adalah T section dengan peralatan pengaman, Fuse Cut-Out (FCO) sebagai pengaman hubung singkat transformator dengan elemen pelebur (pengaman lebur Link type expulsion) dan Lightning Arrester (LA) sebagai sarana pencegah naiknya tegangan pada transformator akibat surja petir.
    Untuk gardu tiang pada sistem jaringan lingkaran terbuka (open-loop), seperti pada sistem distribusi dengan saluran kabel bawah tanah, konfigurasi peralatan adalah π section dimana transformator distribusi dapat dicatu dari arah berbeda yaitu posisi incoming-outgoing atau dapat sebaliknya. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKxD8DO0KdiNuP5De721axGpdLtI3OECcSR-gmue2RPuQQfb-R8fOk6cYZbAUC366Qgn-QYVNZRKG4qlQDEVroH3RvsTQn3BW9navIjvd78T_BdLTuWXkz7KRSQ3x2TqzbQCpGSnRzfWc/s320/s7.jpg
Bagan satu garis konfigurasi π section
Guna mengatasi faktor keterbatasan ruang pada gardu portal, maka digunakan konfigurasi switching/proteksi yang sudah terangkai sebagai Ring Main Unit (RMU). Peralatan incoming-outgoing berupa Pemutus Beban Otomatis (PBO) atau Circuit Breaker (CB) yang bekerja secara manual atau digerakkan dengan remote control.

Gardu Cantol
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyRlgqHuMAaA9T3PGD49T4ZHCTIvYYhCU2GtVkFOvDcdd04ycRo0r8iKzfSXpX-hH-RLMQeTmLgG4iNi93oZL3YWNkpEir5eAVTWA8fAD8H_yGdPSLB9PGYbIXOjR0bsCWw7c9G_B6Glk/s1600/imnages.jpg
Gardu Cantol
Pada gardu distribusi tipe Cantol, transformator yang terpasang adalah transformator dengan daya ≤ 100 kVA fase 3 atau fase 1. Transformator terpasang adalah jenis Completely Self Protected Transformer (CSP) yaitu peralatan switching dan proteksinya sudah terpasang lengkap dalam tangki transformator.
Perlengkapan perlindungan tambahan transformator yaitu Lightning Arrester (LA) yang dipasang terpisah dengan penghantar pembumiannya dan dihubungkan langsung dengan body transformator. Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) maksimum 2 saluran dengan saklar pemisah pada sisi masuk dan pengaman lebur (type NH-NT) sebagai pengaman saluran. Semua Bagian Konduktif Terbuka (BKT) dan Bagian Konduktif Ekstra (BKE) dihubungkan dengan pembumian sisi Tegangan Reandah (TR).
Gardu Beton

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPk4Vkeymx4I5x5VykN6wFuOO7LsZ-9IqIDA8Do3wE3f2JqnU5KQpdGhYoED1dwaCqs-Du02iAeiz8J7mDm18AkMk6XKLEN4Auy2qHihJRbVDDhvqa8rEV9WB0E_VEL8vY46gfpKjVR8Q/s320/DSC_0220-gardu-tidak-hijau-berbungajpg.jpg
Gardu Beton
    Seluruh komponen instalasi yaitu transformator dan peralatan switching/proteksi terangkai didalam bangunan yang dirancang, dibangun, dan difungsikan dengan konstruksi pasangan batu dan beton (masonrywall building). Konstruksi ini dimaksudkan untuk pemenuhan persyaratan terbaik bagi keselamatan ketenagalistrikan.

Gardu Kios

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVy9ybkmgvQ7aEFCKagddRx4nd1Vasebh5QiKWrABhYQ9vD8bL0rH2XmEcMla_HIfcMmZ3mUgDe_OHuChxOZUb0NVNQZBn4DFnOkPSEQjNXc_HUIo964o5Q4AEwW-1V_F41YL3WPKZNZw/s320/gardu+kios.jpg
Gardu Kios

    Gardu tipe ini adalah bangunan prefabricated terbuat dari konstruksi baja, fiberglass, atau kombinasinya, yang dapat dirangkai di lokasi rencana pembangunan gardu distribusi. Terdapat beberapa jenis konstruksi, yaitu Kios Kompak, Kios Modular, dan Kios Bertingkat. Gardu ini dibangun pada tempat-tempat yang tidak diperbolehkan atau tidak memenuhi standart untuk dibangun gardu beton. Karena sifat mobilitasnya, maka kapasitas transformator distribusi yang terpasang terbatas. Kapasitas maksimum adalah 400 kVA dengan 4 saluran tegangan rendah. 
    Khusus untuk Kios Kompak, seluruh seluruh instalasi komponen utama gardu sudah dirangkai selengkapnya di pabrik, sehingga dapat langsung diangkut kelokasi dan disambungkan pada sistem distribusi yang sudah ada untuk difungsikan sesuai tujuannya.
Gardu Pelanggan Umum
    Umumnya konfigurasi Gardu Pelanggan Umum adalah π section, sama halnya seperti dengan gardu tiang yang dicatu dari Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM). Karena keterbatasan lokasi dan pertimbangan keandalan yang dibutuhkan, bisa saja konfigurasi gardu berupa T section dengan catu daya diambil dari PHB-TM gardu terdekat yang sering disebut dengan Gardu Antena. Untuk tingkat keandalan yang dituntut lebih dari Gardu Pelanggan Umum biasa, maka gardu dipasok oleh SKTM lebih dari satu penyulang sehingga jumlah saklar hubung lebih dari satu dan dapat digerakkan secara otomatis (ACOS ; Automatic Change Over Switch) atau secara remote control.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjh9UL0shr41mDvAuxS-T2bx8Seh2KdfpQyLtyUu8-IcYH0Ov_jiC9N3FX5QrOWN-tCytKqjMOQNj4ROdr_16Fnd6MqhzkvsanVX0FPdMcQ5Esde3FpQmJpVLxPcsqwZ1hDHn7zNrHgYd8/s1600/s7.jpg
Bagan satu garis konfigurasi π section

Gardu Pelanggan Khusus
    Gardu ini dirancang dan dibangun untuk sambungan daya listrik bagi pelanggan ber-daya besar. Selain komponen utama peralatan hubung dan proteksi, gardu ini dilengkapi dengan alat-alat ukur yang dipersyaratkan. Untuk pelanggan dengan daya lebih dari 197 kVA, komponen utama gardu distribusi adalah peralatan PHB-TM, proteksi dan pengukuran Tegangan Menengah. Transformator penurun tegangan berada di sisi pelanggan atau diluar area kepemilikan dan tanggung jawab PT. PLN (Persero). Pada umumnya gardu pelanggan khusus ini dapat juga dilengkapi dengan transformator untuk melayani pelanggan umum.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsEW1-H3SZAgDyfUEv2atiQ_41Sk2YF00vZrKwb2ul2GVJLhpajEH8KleWe3u9wAyNlSeFdHki9vrkZMop9AjH6eplH77hZzpuycJjklhY9qgCjq73gOWmwvKLw34J-Nbo5l2mwgj48vQ/s1600/GRD.jpg
Bagan satu garis gardu pelanggan khusus

Keterangan
TP     : Pengaman Tansformator
PMB : Pemutus Beban
PT     : Trafo Tegangan
PMT : Pemutus Tenaga
SP     : Sambungan Pelanggan
Gardu Hubung
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilBqSqWymMBCppChJAChT7LHXdNevyCPcSRuQhpJpL2YPHQNpeUQqD5HOY4-3HPlVV2Gqjw7tP-5sDez77FNdCuIHZuPkJnBaXeyw5jH5BUbuJuTyLqs7aJQ98Hln7LhrbfCwOz9qrltY/s320/gdrh.jpg
Gardu Hubung

    Gardu Hubung atau disingkat GH atau Switching Substation adalah gardu yang berfungsi sebagai sarana manuver pengendali beban listrik jika terjadi gangguan aliran listrik, program pelaksanaan pemeliharaan atau untuk maksud mempertahankan kontinuitas pelayanan. 
    Isi dari Gardu Hubung adalah rangkaian saklar beban (Load Break Switch/LBS), dan atau pemutus tenaga terhubung paralel. Gardu Hubung juga dapat dilengkapi sarana pemutus tenaga pembatas beban pelanggan khusus tegangan menengah. Konstruksi gardu hubung sama dengan konstruksi gardu distribusi tipe beton. Pada ruang dalam Gardu Hubung dapat dilengkapi dengan ruang untuk gardu distribusi yang terpisah dan ruang untuk sarana pelayanan kontrol jarak jauh. 
Berdasarkan kebutuhannya Gardu Hubung terbagi menjadi :
Gardu Hubung untuk 7 buah sel kubikel
Gardu Hubung untuk 7+7 buah sel kubikel
Gardu Hubung untuk 7+7+7 buah sel kubikel
    Penggunaan kelompok-kelompok sel tersebut bergantung atas sistem yag digunakan pada suatu daerah operasional, misalnya Spindle, Spotload, Fork, Bunga, dan lain-lain. Spesifikasi teknis Gardu Hubung sama dengan spesifikasi teknis gardu distribusi, kecuali kemampuan Arus Nominal-nya yang bisa berbeda





DAFTAR PUSTAKA



Peralatan Tegangan Tinggi. Bongas L. Tobing
Sistem Pengaman” , PT. PLN (Persero)

No comments:

Post a Comment