Sunday, 7 February 2016

PENGUKURAN LISTRIK

PENGUKURAN LISTRIK

 



DISUSUN OLEH:
HERYADIK SIMATUPANG
NIM:5132131004

D:\Foto ku\521919_559865234032271_835111918_n.png

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013
Kata Pengantar

    Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala kasih dan pertolangan-Nya yang memampukan saya dalam meyelesaikan Makalah  Ilmu Pengukuran Listrik ini.
    Adapun makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah pengukuran Listrik dan memberi manfaat bagi para pembaca untuk memahami tentang pengukuran listrik.
   Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari setiap pembaca demi kesempurnaan karya ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.




                                                     Medan, 17 Desember 2013
       Penulis


                                                                                                   …………………………………
                                                                                                 HERYADIK SIMATUPANG
NIM :5132131004

Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I.Pendahuluan..................................................................................................2
    A.Latar Belakang.................................................................................................2
    B.Rumusan Masalah...........................................................................................2
    C.Tujuan.................................................................................................................2
    D.Metode penulisan...........................................................................................2
Bab II.Pembahasan.................................................................................................3
    A.Pengukuran Besaran Listrik........................................................................8
    B.Pegukuran Hambatan.................................................................................11
Bab lll.Kesimpulan................................................................................................14

Daftar Pustaka........................................................................................................15





BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah terpengaruh dalam segala aspek kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, seni dan bahkan di dunia pendidikan. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi informasi sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif.
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang penulis angkat, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
1. Bagaimana cara pengukuran arus yang benar dan tepat saat melakukan pengukuran?
2. Bagaimana cara mengatasi kesalahan dalam pengukuran di saat kita melakukan pengukuran?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengukuran listrik dan untuk meningkatkatkan pengetahuan penulis dalam memahami pengukuran listrik.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode penjabaran materi, adapun teknik yang digunakan yaitu studi pustaka dengan mempelajari buku-buku, browsing internet dan sumber lain untuk mendapatkan data untuk pembuatan makalah ini.



                               BAB 2
PEMBAHASAN

A.PENGUKURAN LISTRIK
   1. Pengertian Pengukuran
    Pengukuran adalah suatu pembandingan antara suatu besaran dengan besaran lain yang sejenis secara eksperimen dan salah satu besaran dianggap sebagai standart. Dalam pengukuran listrik terjadi juga pembandingan, dalam pembandingan ini digunakan suatu alat Bantu (alat ukur). Alat ukur ini sudah dikalibrasi, sehingga dalam pengukuran listrikpun telah terjadi pembandingan. Sebagai contoh pengukuran tegangan pada jaringan tenaga listrik dalam hal ini tegangan yang akan diukur diperbandingkan dengan penunjukkan dari Volt meter.

    Pada pengukuran listrik dapat dibedakan dua hal :
a. Pengukuran besaran listrik, seperti arus (ampere), tegangan (Volt), daya listrik (Watt), dll 
b. Pengukuran besaran non listrik, seperti suhu, luat cahaya, tekanan , dll.
    Dalam melakukan pengukuran , pertama harus ditentukan cara pengukurannya. Cara dan pelaksanaan pengukuran itu dipilih sedemikian rupa sehingga alat ukur yang ada dapat digunakan dan diperoleh hasil dengan ketelitian seperti yang dikehendaki. Juga cara itu harus semudah mungkin, sehingga diperoleh efisiensi setinggi-tingginya. Jika cara pengukuran dan alatnya sudah ditentukan, penggunaannya harus dengan baik pula. Setiap alat harus diketahui dan diyakini cara kerjanya. Dan harus diketahui pula apakah alat-alat yang akan digunakan dalam keadaan baik dan mempunyai klas ketelitian sesuai dengan keperluannya.

Jadi jelas pada pengukuran listrik ada tiga unsur penting yang perlu diperhatikan yaitu :
- cara pengukuran
- orang yang melakukan pengukuran
- alat yang digunakan

    Sehubungan dengan ketiga hal yang penting ini sering juga harus diperhatikan kondisi dimana dilakukan pengukuran, seperti suhu, kelembaban, medan magnet, dll. Mengenai alat ukur itu sendiri penting diperhatikan mulai dari pembuatannya sampai penyimpanannya. Karena sejak pembuatannya, alat itu ditentukan ketelitiannya sesuai dengan yang dikehendaki. Setelah itu dalam pemakaian, pemeliharaan dan penyimpanan memerlukan perhatian kita agar ketelitiannya tetap terpelihara.
Hal-hal yang penting diperhatikan pada pengukuran listrik
􀂃 Cara pengukuran
􀁯 harus benar Pada pengukuran listrik terdapat beberapa cara
􀂟 Pilih cara yang ekonomis
- Alat ukur, harus dalam keadaan baik :
- Secara periodik harus dicek (kalibrasi)
- Penyimpanan, transportasi alat harus diperhatikan
- Operator (Orang)
􀃆 Harus teliti
- Keadaan dimana dilakukan pengukuran harus diperhatikan
- Jika diperlukan laporan , maka pencatatan hasil pengukuran perlu mendapat perhatian
- Untuk catatan digunakan buku tersendiri
- Gunakan FORMULIR tertentu

2.2. Besaran ,satuan dan dimensi
   Alat ukur adalah alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan / mengetahui hasil perbandingan antara suatu besaran / ukuran yang ingin diketahui dengan standar yang dipakai. Fungsi penting dari alat ukur baik alat ukur listrik maupun mekanik adalah untuk mengetahui nilai yang telah ditentukan sebagai batasan laik atau tidaknya peralatan / jaringan akan dioperasikan. Dalam pengukuran kita membandingkan suatu besaran dengan besaran standard. Sehingga dalam pengukuran perlu mengetahui besaran, satuan dan
dimensi.
Besaran Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur. Besaran terdiri dari :
    • Besaran dasar : besaran yang tidak tergantung pada besaran lain
    • Besaran turunan: besaran yang diturun- kan dari besaran-besaran dasar. Jadi merupakan      kombinasi dari besaran dasar.
    • Besaran pelengkap : besaran yang diperlukan untuk membentuk besaran turunan.

Satuan
   Satuan adalah ukuran dari pada suatu besaran. Sistem satuan dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
Sistem satuan metrik (universal), yaitu :
Satuan Panjang dalam meter (m). Satu meter (1 m) didefinisikan sepersepuluh juta bagian dari jarak antara kutub dan katulistiwa sepanjang meredian yang melewati Paris.
Pada tahun 1960 satuan panjang meter didefinisikan kembali lebih teliti dan dinyatakan dalam standard optik yang disebut radiasi merah jingga dari sebuah atom Krypton. Sehingga Satu (1) meter sama dengan 1.650.763,73 panjang gelombang radiasi merah jingga dari atom Krypton-86 dalam ruang hampa.
􀁸 Satuan Massa dalam gram (g).
Satu gram (1 gram) didefinisikan massa 1 cm kubik air yang telah disuling dengan suhu 4 derajat Celcius (C) dan pada tekanan udara normal (760 mm air raksa atau Hg).
􀁸 Satuan Waktu dalam sekon (s).
Satu sekon (1sekon) didefinisikan sebagai 1/ 86400 hari matahari rata-rata.
Satuan lainnya dijabarkan dari ketiga satuan dasar diatas yaitu panjang, massa dan waktu. Semua pengalian dari satuan dasar diatas adalah dalam sistem desimal Sistem absolut CGS atau sistem centi gram sekon ini dikembangkan dari sisem metrik MKS atau meter kilogram sekon. Sistem Internasional Dalam sistem internasional (SI)
digunakan enam sistem satuan dasar. Keenam besaran dasar SI dan satuan-satuan pengukuran beserta simbolnya diberikan.



Satuan Arus
   Nilai ampere Internasional didasarkan pada endapan elektrolit perak dari larutan perak nitrat. 1 Ampere Internasional didefinisikan sebagai arus yang mengendapkan perak dengan laju kecepatan sebesar 1,118 miligram per sekon darei statu larutan perak nitrat Standard.
Nilai Ampere absolut dilakukan dengan menggunakan keseimbangan arus yakni dengan mengukur gaya-gaya antara dua konduktor yang sejajar. 1 Amper didefinisikan sebagai arus searah konstan, yang jika dipertahankan dalam konduktor lurus yang sejajar dan konduktor tersebut ditempatkan pada jarak satu meter di dalam ruang hampa akan menghasilkan gaya antara kedua konduktor tersebut sebesar 2/10.000.000 Newton per satuan panjang.

Kepekaan
   Kepekaan ialah perbandingan antara besaran akibat (respone) dan besaran yang diukur. Kepekaan ini mempunyai satuan, misal A. Sering kepekaan ini dinyatakan sebgai sebaliknya. Jadi besarannya / satuannya menjadi 􀈝A / mm atau disebut faktor penyimpangan (kebalikan dari kepekaan). Resolusi ( Deskriminasi) Resolusi dari suatu alat ukur adalah pertambahan yang terkecil dari besaran yang diukur yang dapat dideteksi alat ukur dengan pasti. Misalnya suatu Volt meter mempunyai skala seragam yang terbagi atas 100 bagian dan berskala penuh sama dengan 200 V. Satu perseratus jelas, maka deskriminasi alat ukur sama dengan 1/100 atau 2 V.

Repeatibility
   Banyak alat ukur mempunyai sifat bahwa nilai penunjukkannya bertendensi bergeser, yaitu dengan satu nilai masukan yang sama, nilai pembacaan berubah dengan waktu.
Hal tersebut disebabkan antara lain oleh :
a. Fluktuasi medan listrik disekitarnya. Untuk mencegah hal ini harus dipasang pelindung.
b. Getaran makanis. Untuk menghindari hal ini dipasang peredam getaran.
c. Perubahan suhu. Dalam hal ini ruangan diusahakan suhunya tetap dengan cara pemasangan alat pendingin (AC).
Sehingga dalam pengukuran sebaiknya perlu diperhatikan kondisi alat ukur dengan memperhatikan syarat-syarat dari alat ukur, yaitu :
    • Alat ukur tidak boleh membebani / mempengaruhi yang diukur atau disebut mempunyai impedansi masuk yang besar
    • Mempunyai keseksamaan yang tinggi, yaitu alat harus mempunyai ketepatan dan ketelitian yang tinggi (mempunyai accuracy error dan precision error yang tinggi)
    • Mempunyai kepekaan (sensitifitas) yang tinggi, yaitu batas input signal yang sekecilkecilnya sehingga mampu membedakan gejala-gejala yang kecil
    • Mempunyai stabilitas yang tinggi sehingga menolong dalam pembacaan dan tidak terganggu karena keadaan yang tidak dikehendaki
    • Kemampuan baca (readibilitas) yang baik, hal ini banyak tergantung dari skala dan alat penunjuknya serta piranti untuk menghindari kesalahan paralak.
    • Kemantapan (realibilitas) alat yang tinggi, yaitu alat yang dapat dipercaya kebenarannya untuk jangka waktu yang lama.

Efisiensi Alat Ukur
   Efisiensi dari alat ukur didefinisikan sebagai perbandingan antara nilai pembacaan dari alat ukur dan daya yang digunakan alat ukur pada saat bekerja untuk pengukuran tersebut. Biasanya pada skala penuh. Adapun satuannya adalah besaran yang diukur per Watt. Efisiensi suatu alat ukur harus sebesar mungkin. Pada Voltmeter efisiensi dinyatakan dalam Ohm per Volt.
B.Pengukuran Besaran Listrik
a.       Pengertian pengukuran
Pekerjaan mengukur itu pada dasarnya adalah usaha menyatakan sifat sesuatu zat/benda ke dalam bentuk angka atau harga yang lazim disebut sebagai hasil pengukuran.

Pemberian angka-angka tersebut dalam praktek dapat dicapai dengan:
1)      Membandingkan dengan alat tertentu sebagai standar,  dan
2)      Membandingkan besaran yang akan diukur dengan skala yang telah di tera atau dikalibrasikan

Unsur-unsur terpenting dalam proses pengukuran itu antara lain :
1)      Alat yang dipergunakan sebagai pembanding / penunjuk
2)      Orang yang melaksanakan pengukuran

Pengukuran listrik mempunyai tujuan yang lebih luas lagi yaitu untuk mengetahui, menilai atau menguji besaran listrik. Alat yang digunakan sebagai pembanding/penunjuk disebut instrumen pengukur. Instrumen ini berfungsi sebagai penunjuk nilai besaran listrik yang diukur

b. batasan-batasan Istilah
1)      Mengukur yaitu membandingkan sesuatu besaran (kuantitas) yang “tak diketahui” besarnya (harganya) dengan besaran yang “diketahui” besarnya.
2)      Peranti (instrumen) adalah sarana untuk menentukan besar (atau harga) sesuatu besaran (kuantitas) atau sesuatu variabel.
3)      Bilangan menyatakan berapa banyak besaran yang “diketahui” untuk memperoleh harga besaran yang “diukur”, sedangkan besaran yang “diketahu” dinamai satuan.
4)      Kecermatan (accuracy) adalah berapa besar selisih sesuatu peranti menampilkan harga (atau variabel) yang sedang diukurnya, ditandingkan dengan harga sebenarnya.
5)      Ketelitian (precision) adalah ukuran bagi ketepatan pereproduksian-ulang sesuatu pengukuran. (catatan: ketelitian berkaitan dengan derajat keseragaman hasil-hasil ukur, sedangkan kecermatan berkaitan dengan selisih dari harga sebenarnya.

c. Arti dan Kegunaan Pengukuran Listrik
Kegunaan instrumen pengukur listrik sangat luas meliputi bidang penyelidikan, produksi, pemeliharaan, pengawasan dan sebagainya. Oleh sebab itu instrumen pengukur dibuat dengan kepekaan dan ketelitian penunjukan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Misalnya instrumen untuk kebutuhan laboratorium diperlukan ketelitian dan kepekaan yang tinggi sedangkan yang dipakai untuk keperluan industri lebih diutamakan kepraktisannya.






Pemilihan instrumen pengukur pada umumnya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1)      Dapat dipercaya
2)      Mudah penggunaannya
3)      Kecermatannya
4)      Pemakaian tenaga
5)      Ukuran
6)      Bentuk
7)      Berat

d. Besaran-besaran Listrik yang Diukur
    Besaran-besaran listrik yang banyak dijumpai dalam bidang industri, perbengkelan ataupun keperluan-keperluan yang lain adalah arus listrik, tegangan, tahanan, daya, frekuensi, dsb. Dalam pemakaian besaran listrik diukur dalam satuan praktis dan harga efektif. Untuk memudahkan dalam memahaminya dibuat ringkasan seperti pada tabel di bawah ini

Besaran
Satuan
Alat ukurnya
Rumus
Kuat arus
Tegangan
Tahanan
Daya listrik
Usaha
Freqwensi
A
V
R
W
Wh
Hz
Ampere meter
Volt meter
Ohmmeter
Watt meter
Watt meter
Freqwensi meter
I = E/R
E =I.R
R =E/I
W =E.I
A =E.I.T
F =I/T


e.Pengelompokan Instrumen Pengukur
    Maksud dan tujuan pengelompokan instrumen pengukur adalah untuk memudahkan pengaturan pemakaian, penyimpanan dan keperluan lainnya. Pengelompokan instrumen pengukur dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain :

  • Menurut macam arus
    • Alat ukur arus searah ( DC )
    • Alat ukur bolak-balik ( AC )
    • Alat ukur arus searah dan arus bolak-balik ( AC/DC )

  • Menurut macam instrumen untuk mengukur besaran
    • Milli Ampere, Ampere meter : untuk mengukur arus
    • Volt meter, Kilo Volt meter : untuk mengukur tegangan
    • Ohm meter, Megger : untuk mengukur tahanan
    • Watt meter, Kilo Watt meter : untuk mengukur daya
    • Watt Jam meter (Wh-meter), Kwh meter : untuk mengukur energi listrik
    • Frekuensi meter : untuk mengukur getaran per detik
    • Cos phi meter : untuk mengukur faktor kerja.

  • Menurut Sifat Penggunaan
    • Alat ukur portable (mudah dibawa kemana-mana)
    • Alat ukur papan hubung (tetap)
  • Menurut Azas Kerja Instrumen Pengukuran
    • Alat ukur analog
    • Alat ukur digital

  • Menurut Kecermatan Pemakaian
    • Alat ukur presisi (untuk laboratorium)
    • Alat ukur praktis/industri (untuk industri, perusahaan).

f.Kekeliruan
   Kekeliruan dalam pengukuran pada dasarnya dikategorikan ke dalam 2 bagian, yaitu: Kekeliruan Sistematika dan Kekeliruan Acak.
  1. Kekeliruan Sistematika disebabkan oleh:
    1. peranti-ukur
    2. metoda pengukuran
    3. manusia yang melaksanakan pengukuran
  2. Kekeliruan Acak (random errors)
    1. Gangguan
    2. Kekeliruan Baca

g.Alat Ukur dengan Prinsip Kerja Kumparan Putar
    Prinsip kerja kumparan putar ini bekerja dengan gaya elektromagnetik antara medan magnet suatu magnet tetap dan arus (kumparan berputar magnetnya tetap).
Pemakaian alat ukur kumparan putar ini digunakan untuk mengukur arus searah saja (DC). Alat ukur yang menggunakan prinsip kerja ini adalah Volt meter, Ampere meter dan Ohm meter. Ada dua jenis alat ukur kumparan putar yaitu; jenis magnet permanen dan jenis dinamometer atau elektrodinamis

h.Alat Ukur dengan Prinsip Kerja Besi Putar
    Prinsip kerja besi putar gaya elektromagnetik suatu inti besi dalam suatu medan magnet (kumparan tetap besi yang berputar).Penggunaan alat ukur ini pada rangkaian arus bolak-balik (AC) dan arus searah (DC).

i.Alat Ukur dengan Prinsip Induksi
   Sistem ini gaya elekromagnetik yang ditimbulkan oleh medan magnet bolak-balik dan arus yang diterima oleh medan magnet (arus induksi dalam hantaran). Sistem ini dipakai pada perhitungan tenaga listrik selama waktu tertentu. Azas kerja ini hanya dapat dipakai untuk instrumen pengukur arus bolak-balik (AC).

  1. j.Pengertian Skala
    1. Pengertian menurut letak adalah semua angka di bawah kaca alat ukur dimana angka tersebut disebelah bawah dan atasnya bergaris
    2. Pengertian menurut tujuan adalah menentukan besarnya besaran listrik yang mengalir di tempat yang diukur
    3. Skala maksimum adalah skala yang membatasi penunjukan jarum
  2. k.    Batas Ukur
    1. Pengertian menurut letak adalah ada angka kosong atau satuan listrik disamping teminal
    2. Pengertian menurut tujuan adalah membatasi apa yang masuk pada alat ukur.
  3. l.    Kesalahan dalam Pengukuran
    Secara garis besar kesalahan dalam pengukuran dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut :
  1. Kecerobohan dari orang yang mengukur
    1. Letak alat ukur yang tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada alat ukur tersebut
    2. Titik nol tidak tepat
    3. Kesalahan membaca (paralaks)
    4. Pengaruh magnet luar
    5. Temperatur luar Pemanasan sendiri.
  2. Kesalahan alat ukur
    1. Kesalahan dalam pembuatan skala
    2. Kesalahan absolut yaitu Penunjukan meter – Penunjukan meter standar
    3. Kesalahan relatif yaitu

Persiapan Pelaksanaan Pengukuran
  1. Bila dalam melaksanakan pengukuran  memerlukan sumber tegangan, arus atau daya maka perlu dan harus disesuaikan dengan data dari alat ukur yang dipergunakan
  2. Dibuat gambar rangkaian pengukuran berwarna sehingga dapat dengan mudah memasang, merangkai alat ukur tersebut
  3. Sambungan alat-alat ukur tersebut dengan cara meniru gambar rangkaian yang telah dibuat
  4. Usahakan selalu atau pergunakan akal sehingga dalam proses pelaksanaan kerja menjadi ringan.
  5.    Hasil Pengukuran
       
C.Pengukuran Tahanan

    Pengukuran tahanan dapat diklasifikasikan berdasarkan besarnya tahanan yang akan diukur. Klasifikasi besar tahanan adalah sebagai berikut :
1. Tahanan rendah, yaitu tahanan yang bernilai lebih kecil dari 1 ohm
2. Tahanan sedang, yaitu tahanan yang bernilai antara 1 sampai dengan 100.000 ohm
3. Tahanan besar, yaitu tahanan yang bernilai lebih besar dari 100.000 ohm

Pengukuran Tahanan Rendah
    Tahanan rendah, yaitu tahanan yang bernilai lebih kecil dari 1 ohm. Pengukuran ini harus dilakukan dengan ketelitian yang cukup tinggi. Hal ini dilaksanakan karena nilai tahanan yang diukur sangat kecil.
Beberapa metoda pengukuran tahanan rendah antara lain:
1. Amperemeter-Voltmeter Method
2. Kelvin Double Bridge Method
3. Ohmmeter Method

Pengukuran Tahanan Rendah dengan Metoda Amperemeter – Voltmeter
     Pengukuran tahanan rendah dilakukan dengan cara mengukur arus yang melewati tahanan tersebut dan mengukur drop tegangan di antara tahanan tersebut dalam suatu rangkaian kemudian dihitung harga tahanannya sesuai dengan rumus V = IR.

Pengukuran dengan metode ini mempunyai tingkat ketilitian yang rendah. Hal itu disebabkan oleh :
1. Apabila Voltmeter dipasang paralel sebelum Amperemeter (gambar 2.1.1.a), maka    sesungguhnya tegangan yang terukur oleh Voltmeter sesungguhnya adalah tegangan dari tahanan dalam amperemeter dan beban, yang terhubung seri.
2. Apabila Amperemeter dipasang seri sebelum Voltmeter (gambar 2.1.1.b), maka sesungguhnya arus yang terukur oleh Amperemeter adalah penjumlahan arus yang masuk ke tahanan dalam Voltmeter dan beban, yang terhubung paralel.

Pengukuran Tahanan Rendah dengan Metoda Jembatan Dobel Kelvin
    Jembatan double Kelvin adalah modifikasi dari jembatan Wheatstone, dimana terpasang 2 pasang ratio arm. Ditemukan oleh William Thomson. Jembatan Dobel Kelvin ini biasanya digunakan untuk mengukur tahanan yang <1Ω. Cara kerjanya sama dengan jembatan Wheatstone, hanya tahanan yang dipakai bukan 4 tetapi 7.
Pada saat mengukur tahanan yang rendah menggunakan jembatan Wheatstone maka tahanan dari sebuah penghantar tidak dapat diabaikan dan biasanya dapat mempengaruhi pengukuran, untuk itu perlu digunakan beberapa modifikasi harus dilakukan.
Jika rasio dari R 3 / R 4 dan R 1 / R 2 seimbang dan senilai, maka Jembatan kelvin akan menjadi seimbang, maka akan didapat keadaan seperti pada jembatan Wheatstone.

    Sebagai hasil modifikasi ini maka didapatkanlah alat ukur baru Jembatan double Kelvin. Terdapat banyak alat- alat yang menggunakan prinsip ini mencapai keakuratan 2% dari tahanan dengan range 0.0017Ω - 25Ω. Bahkan banyak ohmmeter pun menggunakan prinsip ini guna untuk membeperbesar range ukur.

Pengukuran Tahanan Rendah dengan Metoda Ohmmeter
    Pengukuran dilakukan dengan menggunakan ohmmeter khusus untuk mengukur tahanan rendah, yaitu Ducter Ohmmeter. Ducter ohmmeter khusus untuk mengukur tahanan rendah dengan ketelitian yang cukup tinggi.
Ketika mengukur tahanan nenggunakan ohm meter, kita harus memastikan :
1. Tidak ada sumber tegangan di rangkaian.
2. Tahanan tidak terhubung seri ataupun paralel dengan resistor lain.

Pengukuran Tahanan Medium
    Tahanan medium, yaitu tahanan yang bernilai lebih antara 1 sampai 100.000 ohm. Beberapa metoda pengukuran tahanan medium antara lain :
1. Amperemeter-Voltmeter Method
2. Wheatstone Bridge Method

Pengukuran Tahanan Medium dengan Metoda Amperemeter – Voltmeter
    Untuk cara ini, pemasangan rangkaian dan prinsip kerjanya sama dengan pengukuran tahanan rendah menggunakan metoda Amperemeter - Voltmeter. Tingkat ketelitiannya juga paling rendah.

Pengukuran Tahanan Medium dengan Metoda Jembatan Wheatstone
    Jembatan Wheatstone ditemukan oleh Samuel Hunter Christie pada tahun 1833 kemudian diimprovisasi dan dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843. Ini biasanya digunakan untuk mengukur tahanan yang harganya tidak diketahui dengan menyeimbangkan 2 kaki dari sebuah rangkaian jembatan, dimana salah satu dari kaki tersebut terdapat tahanan yang harganya tidak diketahui.
    Di dalam sirkuit di bawah, pada sisi kanan R x adalah tahanan yang tidak diketahui harganya, R 1 , R 2 dan R 3 adalah tahanan yang telah diketahui harganya, dan R 2 adalah sebuah potensiometer (R variabel). Jika rasio dari kedua tahanan di dalam kaki yang diketahui harganya ( R 2 / R 1 ) sama dengan rasio dari kaki yang tidak diketahui harganya ( R x / R 3 ), maka tegangan di 2 titik tengah (B dan D) akan menjadi 0 dan tidak akan ada arus yang mengalir kedalam galvanometer. R 2 terus diatur hingga kondisi seprti yang disebutkan di atas dapat terpenuhi. Arah galvanometer akan menunjukan apakah R 2 terlalu tinggi atau teralu rendah.

Pengukuran Tahanan Tinggi
   Seringkali pada pengukuran tahanan rendah, tahanan dari penghantar-penghantar, gaya gerak listrik termis adalah sumber kesalahan utama. Tetapi pada pengukuran tahanan tinggi yang jadi masalah adalah arus-arus bocor. Sehingga cara-cara untuk memperoleh pengukuran yang akuratpun berbeda-beda.
    Untuk mengukur tahanan tinggi digunakan alat yang disebut dengan mega ohm meter, pada dasarnya prinsip kerja mega omh meter sama dengan ohm meter biasa tetapi memiliki sensitifitas yang tinggi, dan ada sedikit perbedaan dalam rangkaian.
Pengukuran tahanan tinggi sangat penting untuk keprluan perlindungan peralatan listrik dan manusia, misalnya:
# Tahanan isolasi (kabel, mesin listrik, dsb)
# Tahanan dari elemen rangkaian tegangan tinggi pada tabung hampa
# Tahanan bocor kapasitor, tahanan volume, dan tahanan permukaan.

Pengukuran Tahanan Tinggi dengan Direct Deflection Method
   Pengukuran Tahanan Tinggi dengan Direct Deflection Method yaitu dengan memberikan tegangan pada bahan isolasi dan kemudian mengukur arusnya dengan menggunakan galvanometer, harga tahannya dihitung menggunakan hukum Ohm.

Kesimpulan
  • Pengukuran adalah suatu pembandingan antara suatu besaran dengan besaran lain yang sejenis secara eksperimen dan salah satu besaran dianggap sebagai standart.

  • Pekerjaan mengukur itu pada dasarnya adalah usaha menyatakan sifat sesuatu zat/benda ke dalam bentuk angka atau harga yang lazim disebut sebagai hasil pengukuran.

  • Pekerjaan mengukur itu pada dasarnya adalah usaha menyatakan sifat sesuatu zat/benda ke dalam bentuk angka atau harga yang lazim disebut sebagai hasil pengukuran.














DAFTAR FUSTAKA
Sapie,S,(1994).Pengukuran dan alat-alat ukur listrik.Jakarta,Pradnya Paramita.
-Zaki Su’ud (ed),2009 listrik,Bailmu…
-www.promojateng-pemprovjateng.com
-http://hyperphisics.phy-astr.gsu.edu/HBASE/listrik /shegas.html
-Purwoko-Fendi,2010,penerapan listrik,Yudhistira…
-Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd,elektronic
-Bueche,F,alihahasa The Houw Liong.1994.Konsep alat ukur Modern.Jakarta:Erlangga.

1 comment: