DISUSUN OLEH:
HERYADIK SIMATUPANG
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala kasih dan pertolangan-Nya yang memampukan saya dalam meyelesaikan Makalah Ilmu Pengukuran Listrik ini.
Adapun makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah pengukuran Listrik dan memberi manfaat bagi para pembaca untuk memahami tentang pengukuran listrik.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari setiap pembaca demi kesempurnaan karya ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 17 Desember 2013
Penulis
…………………………………
HERYADIK SIMATUPANG
NIM :5132131004
Pengertian alat ukur dan pengukuran.
- Pengukuran adalah suatu perbandingan antara suatu besaran dengan besaran lain yang sejenis secara eksperimen dan salah satu besaran dianggap sebagai standar.
- Dalam pengukuran listrik terjadi juga pembandingan, dalam pembandingan ini digunakan suatu alat bantu (alat ukur). Alat ukur ini sudah dikalibrasi , sehingga dalam pengukuran listrikpun telah terjadi pembandingan. Sebagai contoh pengukuran tegangan pada jaringan tenaga listrik dalam hal ini tegangan yang akan diukur diperbandingkan dengan penunjukan dari voltmeter.
Pada pengukuran listrik dapat dibedakan dua hal:a. Pengukuran besaran listrik, seperti arus (ampere), Tegangan (Volt), Daya Listrik (watt), dll
b. Pengukuran besaran nonlistrik, seperti suhu, kuat cahaya, tekanan dll.
Dalam melakukan pengukuran pertama harus ditentukan cara pengukurannya. Cara dan pelaksanaan pengukuran itu dipilih sedemkian rupa sehingga alat ukur yang ada dapat digunakan dan diperoleh efisiensi setinggi tingginya. Jika cara pengukuran dan alatnya sudah ditentukan , penggunaanya harus dengan baik pula. Setiap alat harus diketahui dan diyakini cara kerjanya. Dan harus diketahui pula apakah alat alat yang akan digunakan dalam keadaan baik dan mempunyai kelas ketelitian sesuai dengan keperluannya.
Alat ukur listrik yaitu peralatan yang memungkinkan untuk mengamati besaran-besaran listrik, instrumentasi perlu dipelajari agar dalam pemakaian tidak terjadi kesalahan.
Yang perlu diperhatikan dalam pengukuran adalah: - Alat ukur tidak boleh membebani/mempengaruhi yang diukur atau disebut mempunyai impedansi masuk yang besar.
- Mempunyai keseksamaan yang tinggi, yaitu alat harus mempunyai ketepatan dan ketelitian yang tinggi (mempunyai accuracy error dan precision error yang tinggi).
- Mempunyai kepekaan (sensitifitas) yang tinggi, yaitu batas input signal yang sekecil-kecilnya sehingga mampu membedakan gejala-gejala yang kecil.
- Mempunyai stabilitas yang tinggi sehingga menolong dalam pembacaan dan tidak terganggu karena keadaan yang tidak dikehendaki.
- Kemampuan baca (realibilitas) yang baik, hal ini banyak tergantung dari skala dan alat penunjukan serta piranti untuk menghindari kesalahan paralak.
- Kemantapan (reabilitas) alat tinggi, yaitu alat yang dapat dipercaya kebenarannya untuk jangka waktu yang lama
b. Pengukuran besaran nonlistrik, seperti suhu, kuat cahaya, tekanan dll.
Dalam melakukan pengukuran pertama harus ditentukan cara pengukurannya. Cara dan pelaksanaan pengukuran itu dipilih sedemkian rupa sehingga alat ukur yang ada dapat digunakan dan diperoleh efisiensi setinggi tingginya. Jika cara pengukuran dan alatnya sudah ditentukan , penggunaanya harus dengan baik pula. Setiap alat harus diketahui dan diyakini cara kerjanya. Dan harus diketahui pula apakah alat alat yang akan digunakan dalam keadaan baik dan mempunyai kelas ketelitian sesuai dengan keperluannya.
Alat ukur listrik yaitu peralatan yang memungkinkan untuk mengamati besaran-besaran listrik, instrumentasi perlu dipelajari agar dalam pemakaian tidak terjadi kesalahan.
Yang perlu diperhatikan dalam pengukuran adalah: - Alat ukur tidak boleh membebani/mempengaruhi yang diukur atau disebut mempunyai impedansi masuk yang besar.
- Mempunyai keseksamaan yang tinggi, yaitu alat harus mempunyai ketepatan dan ketelitian yang tinggi (mempunyai accuracy error dan precision error yang tinggi).
- Mempunyai kepekaan (sensitifitas) yang tinggi, yaitu batas input signal yang sekecil-kecilnya sehingga mampu membedakan gejala-gejala yang kecil.
- Mempunyai stabilitas yang tinggi sehingga menolong dalam pembacaan dan tidak terganggu karena keadaan yang tidak dikehendaki.
- Kemampuan baca (realibilitas) yang baik, hal ini banyak tergantung dari skala dan alat penunjukan serta piranti untuk menghindari kesalahan paralak.
- Kemantapan (reabilitas) alat tinggi, yaitu alat yang dapat dipercaya kebenarannya untuk jangka waktu yang lama
No comments:
Post a Comment