Sunday, 14 February 2016

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA DIKSI *PILIHAN KATA


Makalah
DIKSI
Oleh :
Oskardo Silalahi
Raja Oloan Sinambela
Dedek Agustiawan
Moses Hasibuan
Heryadik
????????
Pendidikan Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan
2015


Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat-Nya atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul Diksi atau Pilihan Kata ini membahas mengenai bagaimana menggunakan bahasa yang tepat dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini.
Kami  sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.


Medan ,  Oktober 2015


Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai tertinggi, yaitu kata, frase, klausa, kalimat. Ketika menulis dan berbicara, kata adalah kunci pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata - kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat dimengerti dengan baik. Kata – kata yang digunakan dalam komunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Tidak dibenarkan menggunkan kata – kata dengan sesuka hati, tetapi harus mengikuti kaidah – kaidah yang benar.
Memang harus diakui, kecenderungan orang semakin mengesampingkan pentingnya  penggunaan bahasa,  terutama  dalam tata cara  pemilihan kata atau diksi.
Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan yang benar, sehingga ketika kita berbahasa, baik lisan maupun tulisan, sering  mengalami  kesalahan  dalam  penggunaan  kata, frasa, paragraf,  dan wacana.
Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin  vital, terutama  untuk  menghindari   kesalapahaman  dalam berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frase atau kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya.
Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan juga memiliki karakter berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu masyarakat tersebut. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari berkomunikasi dengan sesama dalam setiap aktivitas. Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai ketika seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara kesulitan menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang tepat ataupun dikarenakan salah paham.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis  pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan relasi, gaya bahasa, ungkapan, kata kajian, kata popular, kata sapaan dan kata serapan.


B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi  rumusan makalah ini adalah:
  1. Pengertian Diksi (Plihan Kata)
  2. penerapan diksi (pilihan kata) dalam kalimat ragam formal
  3. pembahagian Diksi (Pilihan Kata)


C. Tujuan
  1. Mengetahui pengertian makna kata, diksi, dan gaya bahasa, serta kata kajian dan kata poluler.
  2. Mampu menggunakan bahasa yang tepat dalam berkomunikasi.

BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Diksi
Nama lain pilihan kata/memilih kata adalah diksi.Diksi berarti pilihan kata yang tepat dan selaras (cocok penggunaannya ) untuk mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertntu (seperti yang diharapkan )” (KBBI : 1994 )
Harimurti (1984) dalam Kamus Linguistic,menyatakan bahwa diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di dalam umum ataupun dalam karang- mengarang.
Diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam karang-mengarang,hal tulis menulis,serta tutur sapa.Untuk memilih kata dengan baik,setiap orang harus mengetahui kekayaan bahasa yang bersangkutan.Penguasaan kosa kata ini sangat menentukan ketika seseorang ingin menyampaikan pikirannya kepada orang lain.Orang yang sedikit saja menguasai kosa kata akan mengalami kesulitan menyampaikan pesan,ide,maupun pokok pikiran kepada orang lain.
Dengan membukan dan membaca KBBI kita dapat mengetahui arti kata canggih, dampak, kendala. Demikian pula dengan kamus itu dapat membedakan arti kata melihat, memandang, memantau.Walaupun kata-kata ini bersinonim,perbedaan artinya tetap ada.Semua keterangan mengenai hal ini tentu dapat kita peroleh dari kamus standart bahasa Indonesia untuk saat ini.


2.Persyaratan Diksi
Dalam memilih kata  ,ada 2 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu persyaratan ketepatan dan kesesuaian.Tepat artinya kata kata itu daoat mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Disamping itu ungkapan juga harus dapat dipahami pembaca dengan tepat , artinya tafsiran pembaca sama dengan penulis. Persyaratan kesesuaian menuntut kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan kesempatan dan keadaan pembaca.
Untuk memenuhi kedua persyaratan diatas, maka perlu diperhatikan:
a.kaidah kelompok kata /frase
b.kaidah makna kata
c.kaidah lingkungan social
d.kaidah karang mengarang
Keempat kaidah ini saling berkaitan dan saling mendukung sehingga karangan atau tutur yang disampaikan kepada pembaca/pendengar bernilai serta berbobot.Karangan yang bernilai/berbobot artinya  yang mengungkapkan pikiran, pendapat serta pemikiran dengan baik, tidak rumit dan tidak berbelit , serta menggunakan pilihan kata/diksi yang baik dan tepat.Pikiran/pendapat yang dituangkan dalam pernyataan yang tidak didukung oleh pemilihan kata/diksi yang yang baik, selalu mengaburkan maksud yang hendak disampaikan dan selalau membosankan pembaca/pendengar.Oleh sebab itu, pilihan kata memengang peranan penting dalam karang mengarang dan bertutur sapa.Pilihan kata/diksi sangat menentukan untuk menyampaikan ide yang diinginkan si penulis ataupun si pembicara.
a.Pilihan Kata Yang Sesuai Dengan Kaidah Kelompok Kata/Frase
Pilihan kata/diksi yang sesuai dengan kaidah keompok kata/frase , seharusnya pilihan kata/diksi yang tepat, seksama, lazim, dan benar.Keempat syarat ini harus diperhatikan dengan cermat ketika kiat ingin memilih kata dengan baik dan benar.
1) Tepat
Pengertian tepat adalah pemilihan kata dengan menempatkannya pada kelompoknya.Unsur tepat ini memungkinkan pembentukan kelompok baru.Unsur tepat ini berhubungan dengan unsur lainnya.
Contoh:
Makna kata lihat denagn kata pandang biasanya bersinonim, tetapi kelompok kata pandangan mata tidak dapat digantikan dengan lihatan mata.Kelompok kata pandangan mata memang tepat susunannya sedangkan kelompok kata lihatan mata tidak tepat susunannya. Jadi walau kedua kata itu bersinonim tetapi tidak dapat saling menggantikan. Dengan kata lain , kedua kata itu merupakan pasangan tertentu/khusus yang menimbulkan pengertian yang tepat.
2) Seksama
Pengertian seksama adalah makna kata yang harus benar dan sesuai dengan apa yang hendak disampaikan.Unsur seksama lebih ditekankan pada unsure kelompok katanya.


Contoh:
Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi merupakan kata kata yang bersinonoim .Kita biasa mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi kita tidak pernah mengatakan kata hari agung, ahri akbar maupun hari tinggi.
Unsur seksama ini berhubungan dengan makna kata serta berpaud dengan pengertian sinonim, homonym, antonym, polisemi, dan hipermini.Kata kata sinonim biasa pula diktakan dengan kata kata yang sama artinya.Walaupun demikian, dalam kenyataannya ,hampir tidak ada dua patah kata  yang sama besar artinya sehingga dapat saling menggantikan.Kita ambil contohnya kata hamper dengan kata dekat.Kedua kata itu selalu dikatakan bersinonim.Bentuk dia menghampiri saya dapat diganti dengan dia mendekati saya.Makna kedua kata itu sama saja.Dengan pengertian lain bahwa kata menghampiri disana dapat diganti dengan mendekati.Namun , bentuk hari hamper malam tidak dapat digantikan dengan hari dekat malam.
2)Perbedaan dialek regional
Kata handuk yang bersinonim dengan tuala,kata selop yang bersinonim dengan kata seliper,kata butuh bersinonim dengan kata perlu.
3)Pengaruh bahasa asing
Kata kolosal bersinonim dengan kata besar,kata aula bersinonim dengan kata ruangan,kata realita yang bersinonim dengan kta kenyataan
4)Perbedaan dialek sosial
Kata suami bersinonim dengan kata laki,kata istri bersinonim dengan kata bini,kata mati bersinonim dengan kata wafat.
5)Perbedaan ragam bahasa
Kata membuat bersinonim dengan kata mengubah,kata sisten bersinonim dengan kata pembantu,kata tengah bersinonim dengan kata madya.
6)Perbedaan dialek temporal
Kata hulubalang bersinonim dengan kata komandan,kata kempa bersinonim dengan kata stempel,kata peri bersinonim dengan kata hantu.
Homonim ialah kata yang bentuknya sama,tetapi rtinya beda atu tidak sama.Contoh antara buku yang berarti kitab dengan buku yang berarti ruas,antara kata bisa berarti dapat dengan bisa yang berarti racun.Oleh karena itulah kata buku dan bisa yang pertama brhomonim dengan kata buku dan bisa yang kedua.Demikian pulalah sebaliknya,karena yang homonim itu bersifat dua arah.Homonim ini terjadi karna dua hal , yakni:
Pertama kata yang homonim itu berasal dari bahasa yang berlainan.Umpamanya kata bisa yang berarti racun berasal dari bahasa Melayu,sedangkan kata bisa yang berarti dapat berasal dari bahasa Jawa.Kedua,kata kata hominim itu terjadi karna hasil proses morfologi.Misalnya ,kata bentukan mengukur dapat berarti mempergunakan alat kukur disamping itu ada pula kata bentukan mengukur dapat berarti mempergunakan alat ukur.Kata ventukan mengukur yang pertama berasal dari proses pengimbuhan me- pada kata dasar kukur (me + kukur = mengukur) sedangkan kata bentukan mengukur yang kedua berasal dari proses pengimbuhan me – pada kata dasar ukur ( me + ukur = mengukur )
Homonim dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu homofon dan homograf..Hmofon adalah kata yang bunyinya sama,tetapi tulisan dan artinya berbeda.Contohnya kata bank denagnkata bang.Kedua patahan kata ini mempunyai bunyi persis sama,tetapi dituliskan dengan bentuk yang berbeda.Homograf adalah kata yang tulisannya sama,tetapi benyinya berbeda dan juga mknnya berbeda.
Kata antonim berasal dari kata yunani,yaitu aroma yang berarti nama an anti yang berarti melawan.Jadi secara harafiah antonim adalah  dua patah kata yang maknanya hampir agak berlawanan.Dikatakan agak karna sifat berlawanan dari dua patah kata yang berntonim itu sangat relatif.Memang da kata kata yang tampaknya mutlak berlawanan seperti antara kata atas dan kata bawah.Namun ada juga kata kata yang tidak mutlak berlawanan seperti antara kata panjang dan kata pendek.
Oleh karna itu memilih kata harus dibedakan dengan baik dan cermat kata kata yang berlawanan ini.Kata-kata yang berlawanan ini menurut ungkapan pikirannya dibedakan menjadi dua bagian ,yaitu a) kontradiksi serta b) kontras/kontrer.ikatakan kontradiksi apabila dua pertanyaan tidak mungkin sama sama besar dan sama sama salah.Dengan kata lain,salah satu dari pertanyaan itu dikatakan benar dan yang lainnya tidak benar.Jadi,di dalam kontradiksi hanya ada satu pilihan yang benar.Umumnya, bentuk kontradisi ini dinyatakan dengan kata bukan atau tidak.
Contoh:
Dua hari yang lalu adik memakan mangga itu
Dua hari yang lalu adik tidak memakan mangga itu
Kemudian dikatakan kontras apabila salah satu dari pernyataan mungkin benar atau mungkin juga keda pernyataan itu salah.Oleh sebab itu, tidak mungkin kedua pernyataan itu benar,tetapi salah satu mungkin benar atau dapat pula terjadi kedu pernyataan tu salah.
Contoh:
Kata ayah,”itu sebuah kuini.”
Kata ayah,”itu sebuah kuini.”
Polisemi berarti sepatah kata mempunyai banyak arti atu mempunyai rti lebih dari satu.Polisem dengan pengertian sepatah kata yang lebih dari satu ini timbul karna sepatak kata yang asal-usulnya sama ini dipergunakan dalam bentuk yang berbeda.Dalam polisemi dapat terjadi hal-hal seperti berikut
  1. Sepatah kata dapat berarti lebih dari satu
Mislnya kata kepala yang berarti bagian atas tubuh manusia,tempat mata , hidung , dan tumbuhnya rambut tetapi dapat juga berarti orang yang menjadi pemimpin dalam sebuah kantor.
  1. Kata yang mempunyai arti petunjuk benda tertentu dipakai untuk memberi keterangan benda lain.
Umpamanya bagian-bagian tubuh manusi seperti pinggang leher, kaki, serta mulut.Kata kata tersebut digunakan untuk memberi keterangan untuk benda lain dengan dasar perbandingan yang sama seperti terdapat pada pinggng perahu,, leher botol , kaki meja, dan mulut sungai.Pinggang terdapat pada bagian tengah bujur vertikal tubuh manusia dn kemudia pinggang perahu terdapat di tengah bujur horizontal tbuh perahu. Perbandingan kata seperti itu temasuk dalam metafora yaitu gaya perbandingan yang melukiskan suatu hal atau benda lainnya erdasarkan adanya kesamaan sifat, keadaan, ataupun ciri ciri penandanya.
  1. Sepatah kata konkret dapat pula dipergunakan untuk suatu pengertian abstrak.
Misalnya,kata-kata menyala, meluap, serta berkobar pada bentuk-bentuk berikut ini.
Kemarahan abang menyala-nyala karna anak itu diam seribu bahasa
Keinginan adik meluap-luap untuk mengikuti acara pelantikan itu.
Semangat mahasiswa berkobar-kobar dalam menuntut penyelesaian masalah itu.
  1. Kata yang sama berubah artinya karena berbeda indra yang menerimanya.gejala seperti ini biasa disebut gejala sinstesia.
Misalnya kata pdas dan manis alam kalimat berikut ini
Kata-kata ayah si Amir sangat pedas untuk anak yang seusia seperti itu
Cabai itu sudah sangat tentu pedas apalagi dicmour denagn merica.
Rasa teh itu sangat manis karena diberikan gulu yang sangat banyak.


Hipermini adalah kata kata yang maknanya mencakup makna kata-kata lainnya. Misalnya kata bunga melingkupi makna kata anggrek, mawar, kamboja. Kata yang berhipermini selalu ersifat umum karena maknanya meliputi sejumlah makna kata lainnya. Untuk itu dalam memilih kata, kita harus memiliki kecermatan dan ketelitian agar kata-kata yang kita pilih itu maknanya tepat. Oleh sebab itu, seandanya kita hendk mengatakan ‘mau membawa anggrek’ sebaiknya pilih kata anggrek jangan kata bunga. Kalau kita memilih kata bunga pengertian yang diterima orang lain yang kita ajak berkomunikasi menjadi ’mau membawa dari,’bunga’ yang erupakan hipermini dari  ‘mau membawa anggrek’.
Kebalikan hipermini yaitu hiponim.Hiponi adalah kata-kata yang maknanya termasuk didalam makna kata kata lainnya.Misalnya, makna  kata merah  sudah termasuk serta merupakan bagian di dalam makna kata warna.
3.Lazim
Maksud lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia.Kelompok kata ataupun pengelompokan kata yang seperti itu memang sudah lazim dan dibiasakan dalam bhasa Indonesia.
Oleh karna itu, didalam sebuah karangan janganlah dipergunakan ungkapan, frase serta kata-kata yang belum menjadi milik Indonesia.Kata yang tidk azim dalam bahasa Indonesia apabila dipergunakan juga dalam sebuah kalimat aan membingungkan dan mengacaukan pengertian saja.
Contoh:
Kata makan dan santap bersinonim , Akan tetapi tidak dapat mengatakan anjing bersantap sebagai sinonim anjing makan.Kedua kata ini mungkin tepat pengelompokannya,tetapi tidak seksama serta tidak lazim dari sudut makna dan pemakaiannya.
4.Benar
Yang dimaksud dengan benar adalah pilihan kata itu harus mempunyai bentuk yang sesuai dengan kaidah–kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Kata-kata yang kita pilih harus mematuhi aturan tata bahasa Indonesia.
Contoh:
Kata pengrusak dan pengrusak rumah,merubah dan merubah rencana, serta penetrapan dan penetrapan teknologi adalah kata kata yang tidak benar atau kata yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia.Seharusnya kata – kata ini adalah perusak didalam bentuk perusak rumah, mengubah didalam bentuk mengubah rencana, dan penerapan didalam bentuk enerapan teknologi.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Diksi adalah ketepatan pemilihan kata di pengaruhi oleh kemampuan pangguna bahasa yang terkait dengan kemampuan yang memahami, mengetahui, menguasai dan penggunaan kata aktif dan efektif kepada pembaca dan pendengarnya.
kesimpulan utama mengenai diksi, antara lain sebagai berikut.
a. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat.
b. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
c. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa.


B.      Kritik Dan Saran
a.      Kritik
Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan tata kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya sering kali masyarakat dihadapkan pada situasi dan kokondisi  berbahasa yang tidak  mendukung.Maksudnya ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa Indnesia yang baik danbenar dalam komunikasinya sehari hari,masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan tata bahasa yang salah.


b.      Saran
      Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf hendaknya mengikuti aturan yang sudah dibakukan. Untuk membaca singkatan kata (termasuk kata asing termasuk akronim), begitu juga dengan pemilihan kata (diksi) yang dibaca huruf demi huruf, jika penutur sedang berbahasa Indonesia, pelafalannya harus sesuai dengan lafal huruf bahasa Indonesia.

1 comment: