JURNAL
PENGARUH KEDIP TEGANGAN TERHADAP KERJA MOTOR INDUKSI
KECEPATAN MEKANIK + MOTOR INDUKSI
Abstrak
Kedip tegangan merupakan salah satu parameter mutu listrik yang sangat mejadi perhatian kosumen, karea dapat membawa dampak merugikan pada operasi instalasi listriknya.
Gangguan kedip tegangan adalah salah satu bentuk gangguan yang dianggap paling sering menyebabkan kerugian akibat terganggunya berbagai proses produksi di industri. Gangguan kedip tegangan adalah masalah yang secara efektif pada sisi instalasi pengguna dan pensuplai tenaga. Gangguan kedip tegangan waktunya sangat pendek ( 0,1 detik). Dalam penelitian ini dibahas mengenai kedip tegangan pada motor induksi terutama pada bagian kecepatan mekaniknya. Analisa ini didasarkan atas hasil penelitian pada penelitian pengoperasian motor induksi.
Gangguan kedip tegangan adalah salah satu bentuk gangguan yang dianggap paling sering menyebabkan kerugian akibat terganggunya berbagai proses produksi di industri. Gangguan kedip tegangan adalah masalah yang secara efektif pada sisi instalasi pengguna dan pensuplai tenaga. Gangguan kedip tegangan waktunya sangat pendek ( 0,1 detik). Dalam penelitian ini dibahas mengenai kedip tegangan pada motor induksi terutama pada bagian kecepatan mekaniknya. Analisa ini didasarkan atas hasil penelitian pada penelitian pengoperasian motor induksi.
Kata kunci: kedip tegangan, gangguan kedip tegangan, kecepatan mekanik
1.PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Kualitas daya listrik dapat berpengaruh pada proses produksi suatu industri yang membutuhkan persyaratan khusus atas kualitas daya listrik, Yang secara langsung maupun tidak langsung merupakan sarana pengatur yang sangat menonjol dalam meningkatkan produktivitas, mutu produk, serta daya saing suatu produksi. Apabila kualitas daya listrik tidak memenuhi harapan, operasi dan produksi dapat terganggu. Hal ini sering kali menjadi masalah bagi pihak perusahaan listrik dan konsumen.
Perusahaan listrik berkewajiban memberikan pelayanan dan pasokan listrik dengan kualitas yang baik. Ketidak cermatan dalam perjanjian jual beli listrik antara perusahaan listrik dan konsumen seringkali menimbulkan perrmasalahan yang sulit diatasi secara tuntas.
Konsumen yang merasa dirugikan akibat kualitas daya listrik yang tidak memenuhi persyaratan terhadap mesin-mesin produksinya, mengajukan keberatan atas kerugian yang dialami. Perusahaan listrik tidak dapat menerima pengaduan keberatan begitu saja, karena baik buruk nya kualitas daya listrik dapat disebabkan dari dua sisi: pihak perusahaan listrik atau konsumen.
Pada umumnya apabila kualitas daya listrik berasal dari sisi perusahaan listrik, upaya untuk mencapai solusi adalah dengan memberi pasokan dengan kualitas yang di harapkan, tetapi upaya ini seringkali belum memenuhi harapan, maka dalam hal ini perlu dilakukan dengan mempergunakan Sistem Catu Daya Permanen (UPS), yang tentunya memerlukan biaya yang cukup mahal.
Salah satu parameter mutu listrik adalah mutu tegangan yang dirasakan diterminalkan konsumen secara umum ( Pakpahan., 2000 ), mutu listrik yang diharapkan konsumen adalah :
- Diskontuinitas pasokan daya seminimal mungkin
- Voltage regulation yang ketat
- Harmonisasi tegangan serendah munkin
- Fluktuasi tegangan tanpa menimbulkan efek terminal tegangan.
Gangguan di saluran transmisi atau penyulang yang berdekatan dengan penyulang yang memasok instalasi industri dapat mengakibatkan kedip tegangan dan ketidak seimbangan fasa sistem sumber daya instalasi industri.Akibat gangguan tersebut beban-beban yang peka terhadap gangguan di instalasi tersebut boleh jadi secara otomatis terlepas dari jaringan, disebabkan oleh kerja system otomatik atau peralatan proteksi yang ada.
Menurut jurnal “PERBAIKAN KUALITAS TEGANGAN MENGGUNAKAN DYNAMIC VOLTAGE RESTORER (DVR)”
Sistem distribusi tenaga, idealnya, harus menyediakan tenaga listrik ke pelanggan secara kontinu dengan tegangan sinusioda halus pada level dan frekuensi yang tetap. Akan tetapi, dalam prakteknya sistem tenaga banyak terdapat beban tidak linier, yang berpengaruh secara signifikan pada kulitas daya dari suplai.
Akibat adanya beban non linier ini, bentuk gelombang dari suplai menjadi tidak murni sinusoidal. Ini menghasilkan masalah kualitas daya. Disamping beban non linier, beberapa kejadian pada sistem (misal: switching kapasitor, starting motor) atau adanya gangguan juga dapat menimbulkan masalah kualitas tenaga listrik. Isu Kualitas tenaga menjadi semakin penting bagi konsumen daya listrik pada semua tingkat pemakaian. Peralatan sensitif dan beban non linear sekarang menjadi umum digunakan baik pada sektor industri dan lingkungan domestik. Oleh Karena itu kesadaran tentang kualitas tenaga terus berkembang diantara penggunaan tenaga listrik.
Gangguan pada saluran transmisi atau distribusi dapat menyebabkan tegangan transient, sag atau swell pada sistem. Hal yang sama pada kondisi beban berat, penurunan tegangan yang signifikan dapat terjadi pada sistem. Tegangan sag dapat terjadi setiap saat dengan rentang amplitudo 10–90% dan durasi antara setengah siklus hingga satu menit. Disisi lain kenaikan tegangan (swell), didefinisikan sebagai kenaikan tiba-tiba nilai tegangan listrik pada pada rentang amplitude 110%-180% dengan durasi dari 10 ms hingga 1 menit. Sag dan Swell dapat menyebabkan peralatan sensitif menjadi gagal beroperasi atau berhenti. Akibat yang ditimbulkan dapat menjadi mulai dari berhentiya produksi hingga kerusakan peralatan.
- Perumusan Masalah
Kedip tegangan dan pemutusan daya sesaat menjadi masalah yang paling penting dari kualitas daya yang dapat mempengaruhi industri dan pelanggan komersial secara luas.kejadian ini biasanya berhubungan dengan gangguan sesuatu ke sistem suplai tenaga. Pemutusan sesungguhnya bisa terjadi bila gagguan berada pada rangkaian suplai pelanggan. Kedip tegangan kebannyakan lebih umum karena dapat diasosiasikan dengan gangguan jauh dari pelanggan. Kedip tegangan merupakan salah satu parameter kualitas daya listrik yang menjadi perhatian konsumen, karena dapat membawa kerugian pada operasi peralatan listrikya.
Kedip tegangan, walaupun berlangsungnya hanya sesaat, tetapi dampak yang ditimbulkan dapat berakibat yaitu terganggunya konsumen tertentu. pada sebagian konsumen, terutama konsumen yang memakai peralatan yang sensitif terhadap tegangan, gangguan ini dapat mengakibatkan peralatan tersebut tidak berfungsi normal atau bahkan berhenti sama sekali. Peralatan yang sensitif terhadap tegangan, seperti instrumentasi elektronik, komputer, motor listrik, lampu penerangan dapat terganggu akibat kualitas tegangan yang rendah, salah satu penyebabnya adalah gangguan kedip tegangan. Mansoor dkk, ( 1997 ), mengemukakan gangguan dan kedip tegangan tiga fasa relatif jarang terjadi ( biasanya kurang dari 20% ), namun gangguan tiga fasa tidak terduga akan menghasilkan kondisi stabilitas yang paling jelek (Das,1990)
Analisa kedip tegangan memusatkan perhatian tentang pemahaman karakteristik kedip tegangan, informasi karakteristik yang disebabkan kemungkinan terjadi kedip tegangan yang menjelaskan sensitifitas beban beban dalam hal ini motor induksi.
Berdasarkan hal-hal yang telah di uraikan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1.Berapakah besarnya kecepatan mekanik apabila persentase magnitude kedip tegangan diperbesar.
2. berapakah besar power kecepatan mekanik jika orasi gangguan diperpanjang.
1.3 Tujuan penelitian
Mentukan besarnya kecepatan mekanik saat terjadi kedip teganganbaik saat waktu gangguan dan pemulihan berlangsung. Untuk persentase magnitude kedip tegangan 40%, 60%, dan 80% dari tegangan normal motor dan deteksi gangguan 0,2 dan 0,8 detik.
1.4 Kajian teori
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengurangi sag dan swell. Penggunaan custom Power devices (CPD) dianggap sebagai metode yang paling efisien. Terdapat banyak jenis CPD antara lain filter daya aktif / Active Power Filters (APF), sistem penyimpan daya batere / Battery Energy Storage Systems (BESS), Distribution Static synchronous COMpensators (DSTATCOM), Kapasitor seri / Distribution Series Capacitors (DSC), Pemulih tegangan listrik dinamis / Dynamic Voltage Restorer (DVR), Uninterruptible Power Supplies (UPS) dan lain-lain.
Masing-masing peralatan CPD mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Jenis peralatan yang dianggap paling efektif adalah pemulih tegangan listrik dinamis (DVR). Ada beberapa alasan mengapa DVR lebih disukai daripada peralatan yang lain. Beberapa alasan-alasan ini disajikan sebagai berikut. Piranti SVC lebih awal dari DVR, tetapi DVR lebih disukai karena SVC tidak mempunyai kemampuan untuk mengontrol aliran daya aktif. Alasan lain adalah DVR lebih murah dibandingkan dengan UPS.
UPS tidak hanya mahal, tetapi juga memerlukan pemeliharaan yang intensif karena baterai mengalami kebocoran dan mempunyai usia pakai tertentu, sehingga harus diganti setiap lima tahun. Alasan-alasan lain adalah DVR mempunyai suatu kapasitas daya lebih tinggi dan murah dibandingkan Peralatan SMES. Selain itu, ukuran DVR lebih kecil dan lebih murah dibandingkan dengan DSTATCOM.
Berlandaskan alasan-alasan ini, tidak mengherankan bila DVR secara luas dipertimbangkan sebagai suatu piranti daya yang efektif dalam mitigasi tegangan sag. Sebagai tambahan, selain mengkompensasi sag dan swell, DVR juga memiliki fitur tambahan lain seperti filter harmonik dan koreksi faktor daya. Dibandingkan peralatan lain, DVR menyediakan solusi ekonomi terbaik untuk ukuran dan kemampuan yang dimiliki.
Menurut standar IEEE 1159-1995, IEEE Recommended Practice for Monitoring Electric Power Quality, definisi sag adalah penurunan nilai rms tegangan atau arus pada frekuensi daya selama durasi waktu dari 0,5 cycles (0,01detik) sampai 1 menit. Dan rentang perubahan dari 0,1 sampai 0,9 pu pada harga rms besaran tegangan atau arus. Hal ini menyebabkan lepasnya (trip) peralatan-peralatan yang peka terhadap perubahan tegangan.
Gambar 1. Tegangan Sag [9]
Gambar 2 menunjukkan tipe tegangan sag yang diakibatkan oleh gangguan satu phasa ke tanah pada feeder lain dari substasion yang sama. Sekitar 80% tegangan sag akan muncul selama tiga cycle sampai circuit breaker substasion mampu memutuskan arus gangguan. Waktu waktu pemutusan (clearing times) berkisar antara 3 – 30 cycle tergantung dari besar arus gangguan dan tipe proteksi arus lebih.
Gambar 2. Tegangan Sag akibat gangguan satu phasa ke tanah [9]
II.TEORI DASAR
2.1 Kecepatan mekanik
Gambar 4.7 Kecepatan mekanik motor untuk kedip tegangan 40%, durasi 0,2 detik
Kecepatan mekanik motor pada kondisi normal adalah 77,75 rad/detik,tetapi kecepatan mekanik ini mengalami penurunan kecepatan saat terjadi gangguan kedip tegangan. Kecepatan turun sampai 76,286 rad/detik.Ketika gangguan tersebut hilang,maka keceoatan mekanik motor kembali naik sampai dicapai kondisi normal dalam waktu 0,685 detik .Jadi terlihat dari hasil penelitian ini bahwa saat terjadi gangguan ,putaran motor mengalami penurunan,akan tetapi ketika kondusi gangguan hilang ,kecepatan motor tidak secara langsung normal kembali, akan tetapi memerlukan waktu pemulihan agar motor kembali berputar pada kecepatan normalnya.
Gambar 4.12 Kecepatan mekanik untuk gangguan kedip tegangan 40%, durasi 0,8 detik.
Jadi terlihat bahwa apabila durasi gangguan diperpanjang dari 0,2 detik menjadi 0,8 detik, maka akan mengakibatkan penurunan kecepatan mekanik dari motor menjadi lebih besar. Kecepatan mekanik turun sampai 73,492 rad/detik untuk durasi gangguan 0,8 detik. Sementara itu untuk gangguan berdurasi 0,2 detik maka kecepatan mekanik turun sampai 76,286 rad/detik.
Gambar 4.18 Tegangan Va-b untuk kedip tegangan 60%, durasi 0,8detik
Pada Gambar 4.18, gangguan terjadi pada t = 10 detik sampa idengan 10,8 detik, dan besarnya magnitude kedip tegangan adalah 1980 volt (60% dari tegangan normal), setelah itu tegangan suplay normal kembali.
Gambar 4.20 Torsi elektro magnetik untuk kedip tegangan 60% durasi 0,8 detik
Gambar 4.20 menunjukan karakteristik torsi elektro magnetik untuk kedip tegangan 60% dengan durasi 0,8 detik. Pada saat kondisi normal torsi elektro magnetik berharga konstan 0,79 x 104 Nm yang terjadi pada saat t = 10 detik, setelah itu torsi elektro magnetik mengalami penurun. Ketika gangguan berakhir dan kondisi tegangan normal kembali, torsi elektro magnetik kembali mengalami torsi puncak pada t = 10,8 detik yang besarnya adalah 2,373 x 104 Nm, dengan waktu pemulihan selama 0,595 detik. Terlihat bahwa apabila durasi gangguan diperpanjang dari 0,2 menjadi 0,8 detik, dengan mempertahankan magnetude kedip tegangan 60%, maka besarnya torsi maksimum saat awal gangguan adalah tetap, akan tetapi saat gangguan berakhir atau saat pemulihan awal berlangsung, torsi elekro magnetik puncak untuk gangguan berdurasi 0,8 detik lebih besar dibandingkan gangguan berdurasi 0,2 detik yaitu 2,12 x 104 Nm.
Gambar 4.22. Kecepatan mekanik untuk kedip tegangan 60% durasi 0,8 detik
Karakteristik kecepatan mekanik motor untuk gangguan kedip tegangan 60% dalam durasi 0,8 detik diperlihatkan dalam gambar 4.22. Kecepatan mekanik mengalami penurunan kecepatannya pada saan gangguan terjadi.Kecepatan tersebut menurun sampai mencapai 72,026 rad/detik. Setelah gangguan hilang dan tegangan suplai motor kembali normal, kecepatan mekanik motor tersebut kembali naik dan mencapai kondisi normalnya dalam waktu 0,501 detik. Jadi terlihat bahwa dengan memperpanjang durasi gangguan dari 0,2detik menjadi 0,8 detik, maka penurunan kecepatan mekaniknya menjadi lebih besar.
Gambar 4.25. Torsi elektrimagnetik untuk kedip tegangan 80% durasi 0,2 detik
Ketika kondisi normal, torsi elektro magnetik bernilai konstan 0,79x104Nm, tetapi pada saat terjadi kedip tegangan pada t = 10 detik, torsi elektro magnetik mengalami fluktusasi selama waktu peralihan. Torsi puncaknya yang teradi pada awal gangguan adalah 1,542 x104Nm. Setelah gangguan kedip tegangan berakhir, torsi sesat kembali naik sampai mencapai 1,738 x104Nm, dan kemudian menurun secara berfluktuasi untuk kembali ke keadaan normalnya dalam waktu 0,488 detij. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa semakin besar presentasimagnetude kedip tegangan dari tegangan normalnya maka semakin kecil torsi puncaknya selama peralihan berlangsung, baik pada saat gangguan ataupun pada saat pemulihan, hal ini ditunjukan dari hasil penelitian sebagai berikut : torsi puncak saat gangguan masing-masing adalah -3,130 x104Nm (40%) ; 2,105 x104Nm (60%) ; dan 1,542 x104Nm (80%), sementara untuk torsi puncak pada saat pemulihan adalah 2,24 x104Nm (40%) , 2,120 x104Nm (60%) dan 1,738 x104Nm (80%).
Gambar 4.27 Kecepatan mekanik untuk kedip tegangan 80%, durasi 0,2 detik
Karekteristik kecepatan mekanik pada saat gangguan diperlihatkan dalam gambar 4.27 Gangguan kedip tegangan yang timbul pada saat t= 10 detik mengakibatkan kecepatan mekanik menurun sampai mencapai 77,3915 rad/detik. Setelah gangguan tersebut berakhir maka kecepatan berangsur angsur naik kembali sampai dicapai kondisi normalnya pada kecepatan 77,75 rad/detik. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa apabila magnitude kedip tegangan diperbesar, maka penurunan kecepatan mekanik menjadi lebih kecil, hal tersebut dibuktikan hasil penelitian sebagai berikut : penurunan kecepatan mekanik maksimum adalah, 76,286 rad/detik (40%), 76,916 rad/detik (60%), dan 7,395 rad/detik (80%) dengan peresentasi menyatakan besar megnetude kedip tegangan.
TABEL 2 Besarnya penurunan pada waktu gangguan dan pemulihan kecepatan mekanik.
Perlu dicatat bahwa nilai puncak pada waktu pemulihan tegangan lebih besar dibandingkan pada saat gangguan pemanjangan durasi gangguan hanya akan menimbulkan bertambahnya nilai puncak torsi elektromagnetik pada saat awal puncak saja, (saat gangguan berakhir sementara itu nilai puncak yang terjadi pada saat gangguan tetap, sebagai akibatnya semakin lama terjadi gangguan akan menyebapkan semakin lamanya durasi pemulihan yang diperlukan oleh motor.
III.KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Deskripsi
|
Persentase Kedip tegangan
(%)
|
Durasi Gangguan
(detik)
|
Durasi Pemulihan
(detik)
|
Nilai
Maksimum
Turun
|
Besarnya
penurunan
|
Kecepatan Mekanik (rad/detik)
|
40
|
0,2
|
0,685
|
762,86
|
1,464
|
0,8
|
0,737
|
73, 492
|
4,258
| ||
60
|
0,2
|
0,479
|
76,916
|
0,834
| |
0,8
|
0,501
|
76,026
|
1,724
| ||
80
|
0,2
|
0,413
|
77,390
|
0,360
| |
0,8
|
0,435
|
77,280
|
0,470
|
Gangguan kedip tegangan akan menimbulkan kecepatan mekanik menurun sampai gangguan tersebut berakhir, setelah itu kecepatan mekanik tersebut naik kembali sampai kondisi normal tercapai. Apabila persentase kedip tegangan semakin besar (penurunan tegangan makin kecil) maka penurunan kecepatan mekanik semakin kecil, dengan demikian durasi pemulihan semakin pendek.Apabila durasi gangguan diperpanjang, maka besarnya penurunan semakin besar, akibatnya durasi pemulihan makin panjang.
a) Kecepatan mekanik turun sampai 76,286 rad/detik, atau besarnya penurunan 1,464 rad/detik dengan durasi pemulihan 0,685 detik.
b) Kecepatan mekanik turun sampai 73,494 rad/detik, atau besarnya penurunan 4,258 rad/detik, dengan durasi pemulihan 0,737 detik.
c) Kecepatan mekanik turun sampai 76,916 rad/detik, atau besarnya penurunan 0,834 rad/detik, dengan durasi pemulihan 0,479 detik.
d) Kecepatan mekanik turun sampai 76,026 rad/detik, atau besarnya penurunan 1,724 rad/detik dengan durasi pemulihan 0,501 detik .
e) Kecepatan mekanik turun sampai 77,390 rad/detik, atau besarnya penurunan 0,360 rad/detik dengan durasi pemulihan 0,413 detik .
f) Kecepatan mekanik turun sampai 77,280 rad/detik, atau besarnya penurunan 0,470 rad/detik dengan durasi pemulihan 435 detik .
3.2 Saran
Dewasa ini peralatan kendali motor-motor listrik sebagian besar menggunakan system kendali berbasis elektronika daya yang sangat sensitive terhadap perubahan besaran inputnya. Adanya kedip tegangan yang berdurasi singkat, akan dirasakan oleh peralatan kendali tersebut, sebagai akibatnya system kendali menjadi terganggu dan Hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja motor. Peralatan kompensasi tambahan seperti DVR, SCV, dan sebagainya dirancang untuk mengatasi gangguan kedip tegangan tersebut agar jika terjadi gangguan kinerja motor menjadi tidak lagi terpengaruh. Penelitian ini telah memperlihatkan bahwa adanya ganguan kedip tegangan telah menimbulkan arus menjadi berfluktuasi, oleh karena itu penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan cara meneliti pengaruh pemakaian kompensasi DVR, SCV dan sebagainya terhadap untuk kerja motor induksi apabila timbul gangguan kedip tegangan.
DAFTRA PUSTAKA
Ala.G., et al,. 1999, “Analisiys of Voltage Dips Propagation in MV Distribution Networks by Using ATP-EMTP Code”,Elektromagnetik Compability, Interbational Symposium.
ANS/IEEE ATd 446-1987, “IEEE Recommended Practice for Emergency and Stand By Power. “ :IEEE Press, NewYork.
Bechnel, C.B.,1982, “Maintaining Process Continuity During Voltage sags”. IEEE Trans.Ind.App,Vol IA-18.
Bollen, M.H.J.,2000,” Understanding Power Quality Problem: Voltage Sags,” IEEE Trans. On Industry Application.Vol. 31(4). Page (s) 667-674.
Conrad, L.,Grigss C.,and Little K., 1989,” Predictingand Preventing Problems Associated With Remote Fault Clearing Voltage, Dips “, Industrial and Cpmmercial Power System Technical Confrence.
Corcoles, F,. Pedra, J., and Salichs, M. 1996,” Analitic Algorithm for Real-time Incuction Machines Control “, IEEE Ind. Appl. Vol 30 No 4 pp- 1083-1084
Dass, J.C. 1990, “Effects of Momentary Voltage Dips on The Operation Of Induction and Syncronous Motor, :IEEE Trans. On Ind. App., Vol 26 ($) page (s) 711-718.
Hermanto,R., Surya, R.W.H., dan Bagja D,. 2000, “Pengalaman PT Polyprima Karya REksa Dalam Menangani Kedip Tegangan Pada Peralatan,” Workshop Pengaruh Kedip Tegangan Pada Peralatan Industri Serta Cara Mengatasinya, Pt PLN P3B JawanBali,. Jakarta.
Keus, A. K., Van Coller, J. M. and Joch, R.G., 1990, “ A Test Facility The Response of Industrial Equipment to Voltage Dips (sags)”,, Elektric Machines and Drives, Int. Conf. IEMD’99, Page (s) 210 – 212.
Krause, P.C.,986,” Analysis of Elektric Machinery”, MeGraw-Hill Book Company, New York.
Koch, R. G., Petroiams, A., 1996, ” A Design Methdology for Optimising Utility Power System and Industrial Plant Voltage Dip/ Supply Interruption Compatibility, “ IEEE Trans.
Lamoree, J., et al, 1994, “ Voltage Say Analysis Case Studies,” IEEE Trans. On Industry Application Vol. 30 (4) Page (s) 1083-1089.
Mansoor, A., Collins,Jr.,E.R., 1997, “Effects of Unsymetrical Voltage Sags on Adjustable Speed Drives , “Preced of the 1995 IEEE Southeastcon,Page (s). 52-58, Raleigh
Matsushita, K, et al, 1995, “High Soeed Swichgear Protection Power Generating Facilities Against Voltage Dip and Interruption”, IEEE Catalogue No 95 th, PP.726-730.
Mulukutla, S.S. and Gulachensi, M.E., 1988, “Considerations in Maintaining Process Continuity During Voltage Kedips While Protecting Motors”, IEEE Trans.
Ohm, D. Y., 1997,”Dynamic Model of Induction Motors for Vector Control” IEEE Trans
Pakpahan, P.M, 2000, “ Mengatasi Kedip Tegangan pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik”, Workshop Pengaruh Kedip Tegangan pada Peralatan Industri serta Peluang Mengatasinya, PT. PLN P3B Jawa Bali, Jakarta
Peltigrew, R.D., 1981, “Automatic Transfer : New way to Swich Spaining Motors”, Plant Electric System, Page (s) 65-67.
Theraja, B.L., 1986, “ Text Book of Electrical Technology”, Scand and Company LTD, New Delhi
Tosato F., Giadrossi G., and Quaia S., 1991, “The Problems Posed by Voltage Supply Dips to Industrial Power Electronic loads”, Electechnical Conference, Proceeding 6th Mediterranean
Yogianto, A.A., 2000, “Pengalaman PLN dalam Mengatasi Masalah Kedip tegangan an kemungkinan Mengatasi Dampak Kedip tegangan pada Peralatan konsumen”, Workshop Pengaruh kedip tegangan pada Peralatan Konsumen”, Workshop Pengaruh kedip tegangan pada Industri serta Peluang mengatasinya, PT PLN P3B Jawa Bali, Jakarta
Zuhal, 1991, “Dasar Tenaga Listrik” ITB, Bandung.
jurnal “PERBAIKAN KUALITAS TEGANGAN MENGGUNAKAN DYNAMIC VOLTAGE RESTORER (DVR)” oleh Winarso
No comments:
Post a Comment